Tak Perlu Banyak Teori, Begini Kiat Sukses Bangun Desa Ala Mendes Abdul Halim

Anggara Jiwandhana
Rabu, 29 September 2021 12:16:52

[caption id="attachment_242719" align="alignleft" width="1600"]
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar. (MURIANEWS/Ali Muntoha)[/caption]
MURIANEWS, Solo – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengajak pemerintah desa untuk tidak banyak teori untuk membangun desanya.
Ia pun menekankan, pemdes cukup dengan replikasi dan modifikasi. Oleh karena itulah banyak desa kini menjadi percontohan desa lainnya. Seperti Desa Kemuning di Kabupaten Karanganyar.
Baca: Mendes Dorong Desa Sediakan Koneksi Internet di Fasilitas Publik
“Pembangunan di desa tidak perlu banyak teori. Cukup replikasi, keberhasilan di Kemuning disebarluaskan, kemudian desa lain tahu, kok sejenis, tiru saja, sedikit modifikasi, agar sesuai kondisi kearifan lokal. Ndak usah banyak ndakik-ndakik,” kata dia dalam Webinar Jateng Digital Conference (JDC) 2021 dengan tema Digitalisasi di Era Pandemi yang digelar AMSI Jateng, Rabu (29/9/2021)
Di sisi lainnya, perangakat desa dan sumber daya manusianya juga harus disiapkan. Sehingga bisa siap ketika desa sudah mulai mencontoh dan memodifikasi desanya menjadi desa digital yang maju.
“Karena itu perlu juga pendampingan terus kepada mereka,” tandasnya.
Baca: Mendes Akui Masih Ada 3.700 Desa di Indonesia Belum Terjamah Internet
Bupati Karanganyar Juliyatmono yang turut diundang dalam Jateng Digital Conference (JDC) 2021 juga menyebut jika Karangamyar terus melakukan pendampingan pada desa-desa lain selain Kemuning.
Kuncinya adalah kekompakan bersama. Juliyatmono mengatakan, akan sangat gampang kalau sudah terjalin kekompakan. Mereka akan saling mendampingi dan mengangkat pengetahuan digitalnya.
“Yang trampil didampingi cara menjual melalui online begitu juga yang belum paham bisa terus didampingi sampai mengerti, ini dibantu dengan meratanya jaringan internet di Karanganyar,” jelas dia.
Selain itu, adanya pemuda pelopor juga diharapkan bisa selalu ada. Sehingga selalu ada pihak yang merasa menjaga wilayahnya masing-masing.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Supriyadi
https://www.youtube.com/watch?v=l2Jvg1gkjP0

MURIANEWS, Solo – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengajak pemerintah desa untuk tidak banyak teori untuk membangun desanya.
Ia pun menekankan, pemdes cukup dengan replikasi dan modifikasi. Oleh karena itulah banyak desa kini menjadi percontohan desa lainnya. Seperti Desa Kemuning di Kabupaten Karanganyar.
Baca: Mendes Dorong Desa Sediakan Koneksi Internet di Fasilitas Publik
“Pembangunan di desa tidak perlu banyak teori. Cukup replikasi, keberhasilan di Kemuning disebarluaskan, kemudian desa lain tahu, kok sejenis, tiru saja, sedikit modifikasi, agar sesuai kondisi kearifan lokal. Ndak usah banyak ndakik-ndakik,” kata dia dalam Webinar Jateng Digital Conference (JDC) 2021 dengan tema Digitalisasi di Era Pandemi yang digelar AMSI Jateng, Rabu (29/9/2021)
Di sisi lainnya, perangakat desa dan sumber daya manusianya juga harus disiapkan. Sehingga bisa siap ketika desa sudah mulai mencontoh dan memodifikasi desanya menjadi desa digital yang maju.
“Karena itu perlu juga pendampingan terus kepada mereka,” tandasnya.
Baca: Mendes Akui Masih Ada 3.700 Desa di Indonesia Belum Terjamah Internet
Bupati Karanganyar Juliyatmono yang turut diundang dalam Jateng Digital Conference (JDC) 2021 juga menyebut jika Karangamyar terus melakukan pendampingan pada desa-desa lain selain Kemuning.
Kuncinya adalah kekompakan bersama. Juliyatmono mengatakan, akan sangat gampang kalau sudah terjalin kekompakan. Mereka akan saling mendampingi dan mengangkat pengetahuan digitalnya.
“Yang trampil didampingi cara menjual melalui online begitu juga yang belum paham bisa terus didampingi sampai mengerti, ini dibantu dengan meratanya jaringan internet di Karanganyar,” jelas dia.
Selain itu, adanya pemuda pelopor juga diharapkan bisa selalu ada. Sehingga selalu ada pihak yang merasa menjaga wilayahnya masing-masing.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Supriyadi
https://www.youtube.com/watch?v=l2Jvg1gkjP0