Pakar Sebut Omzet UMKM Bisa Naik Jika Digitalisasi Maksimal
Anggara Jiwandhana
Rabu, 29 September 2021 12:33:20
MURIANEWS, Solo – Pakar Ekonomi dari Universitas Diponegoro Suharnomo menilai digitalisasi bisa menjadi alat penaik omzet dari pelaku UMKM di manapun berada termasuk pelaku UMKM di desa.
Meski begitu, berdasarkan data yang ada, pemanfaatan digitalisasi ini masih rendah dan hanya berada di angka 13 persen saja. Jika bisa dimaksimalkan hingga lebih dari 70 persen, ia yakin omzet akan naik signifikan.
Pernyataan tersebut diungkapkan Suharnomo saat mengikuti Webinar Jateng Digital Conference (JDC) 2021 dengan tema digitalisasi di era pandemi yang digelar AMSI Jateng, Rabu (29/9/2021).
“UMKM ini memang menyerap tenaga kerja yang banyak, namun problemnya kini tengah ada pandemic sehingga pemasarannya terganggu, inilah yang menjadikan digitalisasi menjadi peluang untuk memasarkan produk dan menaikkan omzet UMKM-nya,” kata dia dalam Webinar Rabu siang.
Selain itu, peningkatan infrastruktur dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) juga diharapkan bisa berlangsung dengan baik. Mengingat banyak sekali ketimpangan antara kota dan desa.
“Sehingga bisa meningkatkan minat untuk bekerja di desa dan membangun desanya, karena diakui atau tidak saat ini akan sangat susah membujuk untuk tinggal dan kerja di desa,” tandasnya.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar. Dia, membahas tentang bagaimana membangun digitalisasi di desa-desa.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar. Dia, membahas tentang bagaimana membangun digitalisasi di desa-desa.Halim pun mengatakan jika ketika membangun desa, tidak usah banyak teori. Melainkan cukup dengan replikasi dan modifikasi. Oleh karena itulah banyak desa kini menjadi percontohan desa lainnya. Seperti Desa Kemuning di Kabupaten Karanganyar.“Pembangunan di desa tidak perlu banyak teori. Cukup replikasi, keberhasilan di Kemuning disebarluaskan, kemudian desa lain tahu, kok sejenis, tiru saja, sedikit modifikasi, agar sesuai kondisi kearifan lokal. Ndak usah banyak ndakik-ndakik,” kata dia dalam Webinar, Rabu siang.Di sisi lainnya, perangakat desa dan sumber daya manusianya juga harus disiapkan. Sehingga bisa siap ketika desa sudah mulai mencontoh dan memodifikasi desanya menjadi desa digital yang maju.“Karena itu perlu juga pendampingan terus kepada mereka,” tandasnya. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Supriyadi
[caption id="attachment_242750" align="alignleft" width="880"]

Pakar Ekonomi dari Universitas Diponegoro Suharnomo saat menjadi salah satu narasumber di acara JDC yang digelar AMSI. (MURIANEWS)[/caption]
MURIANEWS, Solo – Pakar Ekonomi dari Universitas Diponegoro Suharnomo menilai digitalisasi bisa menjadi alat penaik omzet dari pelaku UMKM di manapun berada termasuk pelaku UMKM di desa.
Meski begitu, berdasarkan data yang ada, pemanfaatan digitalisasi ini masih rendah dan hanya berada di angka 13 persen saja. Jika bisa dimaksimalkan hingga lebih dari 70 persen, ia yakin omzet akan naik signifikan.
Pernyataan tersebut diungkapkan Suharnomo saat mengikuti Webinar Jateng Digital Conference (JDC) 2021 dengan tema digitalisasi di era pandemi yang digelar AMSI Jateng, Rabu (29/9/2021).
“UMKM ini memang menyerap tenaga kerja yang banyak, namun problemnya kini tengah ada pandemic sehingga pemasarannya terganggu, inilah yang menjadikan digitalisasi menjadi peluang untuk memasarkan produk dan menaikkan omzet UMKM-nya,” kata dia dalam Webinar Rabu siang.
Selain itu, peningkatan infrastruktur dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) juga diharapkan bisa berlangsung dengan baik. Mengingat banyak sekali ketimpangan antara kota dan desa.
“Sehingga bisa meningkatkan minat untuk bekerja di desa dan membangun desanya, karena diakui atau tidak saat ini akan sangat susah membujuk untuk tinggal dan kerja di desa,” tandasnya.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar. Dia, membahas tentang bagaimana membangun digitalisasi di desa-desa.
Halim pun mengatakan jika ketika membangun desa, tidak usah banyak teori. Melainkan cukup dengan replikasi dan modifikasi. Oleh karena itulah banyak desa kini menjadi percontohan desa lainnya. Seperti Desa Kemuning di Kabupaten Karanganyar.
“Pembangunan di desa tidak perlu banyak teori. Cukup replikasi, keberhasilan di Kemuning disebarluaskan, kemudian desa lain tahu, kok sejenis, tiru saja, sedikit modifikasi, agar sesuai kondisi kearifan lokal. Ndak usah banyak ndakik-ndakik,” kata dia dalam Webinar, Rabu siang.
Di sisi lainnya, perangakat desa dan sumber daya manusianya juga harus disiapkan. Sehingga bisa siap ketika desa sudah mulai mencontoh dan memodifikasi desanya menjadi desa digital yang maju.
“Karena itu perlu juga pendampingan terus kepada mereka,” tandasnya.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Supriyadi