Ternyata Penyebab Sales Pakan Ternak Dibunuh Hanya Karena Rokok
Murianews
Jumat, 31 Agustus 2018 14:30:20
Pelaku pembunuhan diketahui bernama warga Gempongan Mekar, Babakan, Kabupaten Cirebon. Pelaku dan korban tak saling kenal, mereka baru bertemu di lokasi kejadian. Pelaku adalah penjual empek-empek.
Kapolrestabes Semarang Kombes Abioso Seno Aji menegaskan bahwa Robi, pelaku pembunuhan terhadap Kosim (35) dilatarbelakangi sakit hati. Penyebabnya, saat pelaku meminta rokok milik Kosim, mendapat jawaban yang tak mengenakan.
”Kejadiannya sekitar pukul 03.30 WIB. Pelaku minta rokok pada korban dan dijawab beli sendiri, usaha sendiri jangan malak. Pelaku sakit hati dan menusuk korban,” katanya dalam jumpa pers, Jumat (31/8/2018).
Kapolrestabes menyebutkan, tersangka memperoleh pisau yang digunakan untuk menusuk korban dari sebuah warung pecel yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian.
Tersangka sempat diusir setelah sempat mengobrol dengan korban karena diduga melakukan pemalakan dengan meminta rokok.
"Mendapat perlakuan tersebut, tersangka Robby merasa sakit hati dan mengambil pisau di warung, kemudian saat korban tertidur, tersangka mendatanginya lagi dan langsung menusukkan pisau," ujarnya.
[caption id="attachment_147884" align="alignnone" width="650"]

Polisi menembak pelaku pembunuhan karena mencoba melarikan diri dan melawan saat ditangkap. (Foto : RmolJateng)[/caption]
Menurut pengakuan tersangka, korban sempat memberikan perlawanan sehingga tersangka kembali menusukkan pisau di bagian pundak korban.
Mengetahui korban tidak berdaya akibat luka tusukan, tersangka kemudian mengambil dua telepon seluler serta dompet korban yang berisi uang Rp 97.000. "Tersangka dapat kami bekuk di Terminal Terboyo Semarang saat hendak melarikan diri ke luar kota," ujar Kapolrestabes.
Baca : Sales Pakan Ternak Tewas Dibunuh Rampok di Semarang Pelaku berencana kabur ke kampung halaman. Namun saat menunggu bus jurusan Cirebon, polisi keburu menangkapnya. Dalam penangkapan ini, polisi terpaksa menembak kaki pelaku karena mencoba melarikan diri.Roby mengaku, setelah membunuh korban ia langsung menuju Terminal Terboyo. Namun sial bus yang ditunggunya baru berangkat pukul 11.00 WIB."Saya tidak menyangka polisi sudah mengepung saya saat berada dalam agen bus di terminal Terboyo. Kebetulan bus dengan rute Cirebon adanya siang hari," ungkap Robi.Ia juga mengaku, uang yang diambil dari tubuh korban digunakan untuk membeli tiket bus, sebesar Rp 70 ribu. Sementara HP merk Nokia milik korban, rencananya bakal dijual sesampainya di Cirebon.Pelaku juga mengaku menyesal, dan terus dihantui wajah korban. "Saya menyesal Pak, kalau ingat pas saya bunuh saya kasihan juga, udah dua hari ini saya terbayang wajah korban," ujarnya lirih
.Tersangka kini dijerat dengan Pasal 338 KUHP dan atau Pasal 365 Ayat (1) dan Ayat (3) KUHP tentang Pembunuhan dan Pencurian Dengan Kekerasan dengan ancaman hukuman kurungan 15 tahun penjara.
Editor : Ali Muntoha
Murianews, Semarang – Kasus pembunuhan sales pakan ternak Kasim Riyadi (40) warga desa Bantar, Mandireja, Banjarnegara, yang tubuhnya ditemukan tergeletak bersimbah darah di Jalan Purwosari , Kota Semarang, Rabu (29/8/2018) lalu terkuak. Motifnya ternyata sepele, hanya karena rokok.
Pelaku pembunuhan diketahui bernama warga Gempongan Mekar, Babakan, Kabupaten Cirebon. Pelaku dan korban tak saling kenal, mereka baru bertemu di lokasi kejadian. Pelaku adalah penjual empek-empek.
Kapolrestabes Semarang Kombes Abioso Seno Aji menegaskan bahwa Robi, pelaku pembunuhan terhadap Kosim (35) dilatarbelakangi sakit hati. Penyebabnya, saat pelaku meminta rokok milik Kosim, mendapat jawaban yang tak mengenakan.
”Kejadiannya sekitar pukul 03.30 WIB. Pelaku minta rokok pada korban dan dijawab beli sendiri, usaha sendiri jangan malak. Pelaku sakit hati dan menusuk korban,” katanya dalam jumpa pers, Jumat (31/8/2018).
Kapolrestabes menyebutkan, tersangka memperoleh pisau yang digunakan untuk menusuk korban dari sebuah warung pecel yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian.
Tersangka sempat diusir setelah sempat mengobrol dengan korban karena diduga melakukan pemalakan dengan meminta rokok.
"Mendapat perlakuan tersebut, tersangka Robby merasa sakit hati dan mengambil pisau di warung, kemudian saat korban tertidur, tersangka mendatanginya lagi dan langsung menusukkan pisau," ujarnya.
[caption id="attachment_147884" align="alignnone" width="650"]

Polisi menembak pelaku pembunuhan karena mencoba melarikan diri dan melawan saat ditangkap. (Foto : RmolJateng)[/caption]
Menurut pengakuan tersangka, korban sempat memberikan perlawanan sehingga tersangka kembali menusukkan pisau di bagian pundak korban.
Mengetahui korban tidak berdaya akibat luka tusukan, tersangka kemudian mengambil dua telepon seluler serta dompet korban yang berisi uang Rp 97.000. "Tersangka dapat kami bekuk di Terminal Terboyo Semarang saat hendak melarikan diri ke luar kota," ujar Kapolrestabes.
Baca : Sales Pakan Ternak Tewas Dibunuh Rampok di Semarang
Pelaku berencana kabur ke kampung halaman. Namun saat menunggu bus jurusan Cirebon, polisi keburu menangkapnya. Dalam penangkapan ini, polisi terpaksa menembak kaki pelaku karena mencoba melarikan diri.
Roby mengaku, setelah membunuh korban ia langsung menuju Terminal Terboyo. Namun sial bus yang ditunggunya baru berangkat pukul 11.00 WIB.
"Saya tidak menyangka polisi sudah mengepung saya saat berada dalam agen bus di terminal Terboyo. Kebetulan bus dengan rute Cirebon adanya siang hari," ungkap Robi.
Ia juga mengaku, uang yang diambil dari tubuh korban digunakan untuk membeli tiket bus, sebesar Rp 70 ribu. Sementara HP merk Nokia milik korban, rencananya bakal dijual sesampainya di Cirebon.
Pelaku juga mengaku menyesal, dan terus dihantui wajah korban. "Saya menyesal Pak, kalau ingat pas saya bunuh saya kasihan juga, udah dua hari ini saya terbayang wajah korban," ujarnya lirih
.
Tersangka kini dijerat dengan Pasal 338 KUHP dan atau Pasal 365 Ayat (1) dan Ayat (3) KUHP tentang Pembunuhan dan Pencurian Dengan Kekerasan dengan ancaman hukuman kurungan 15 tahun penjara.
Editor : Ali Muntoha