Nyawa Kumaidi Nyaris Tak Selamat Saat Tebing Galian C di Demak Longsor Timbun 7 Truk
Murianews
Kamis, 21 Februari 2019 13:03:11
Longsor di lokasi yang dikenal dengan nama Brown Canyon itu nyaris membuat Kunadi (42) salah satu sopir kehilangan nyawa. Saat itu warga warga Banyumeneng, Mranggen, Demak ini tengah duduk di sebuah batu saat longsor terjadi.
Saat mencoba menyelematkan diri, terkena batu hingga pingsan. Beruntung hanya kakinya saja yang luka-luka. Ia pun sempat dilarikan ke RS Pelita Anugerah Mranggen untuk mendapat perawatan.
Kumaidi tidak lama mendapat perawatan di rumah sakit. Setelah sadar, ia kemudian kembali ke lokasi kejadian longsor. Kumaidi merupakan satu di antara sopir truk dump di lokasi tambang tersebut.
“Saya pingsan. Ketika bangun sudah berada di Rumah Sakit Pelita Anugerah Mranggen,” katanya.
Ia menceritakan, ketika kejadian ia sedang istirahat sambil mengantre untuk mengisi muatan. Truk miliknya ia parkir berjajar dengan truk lain menghadap tebing. Namun nahas, tebing di depan truk-truk yang terparkir tiba-tiba longsor.
Bahkan batu tempat Kumaidi duduk istirahat juga terguling. Runtuhan longsor tebing tersebut lantas mengubur truk-truk yang terparkir.
Beruntung, saat itu tidak ada sopir yang berada di kabin kemudi truk. Sebanyak tujuh truk tertimpa material longsor berupa tanah dan batu.
“Satu truk yang tertimbun mengeluarkan asap. Namun, tidak terlihat badan truknya karena tertutup longsoran,” sebutnya.
Sementara itu, pengawas proyek tambang, Daryoso (30) menuturkan, longsor terjadi pukul 10.00 WIB. Tidak ada korban jiwa akibat kejadian ini.
Namun, aktivitas penambangan harus dihentikan karena sejumlah armada pengangkut rusak setelah tertimbun.
Menurutnya, tebing yang longsor bukanlah area yang ditambang pekerja. Tebing tersebut merupakan tanah bengkok.Aktivitas penambangan di lokasi tersebut telah dilakukan sejak Januari 2019. Lahan itu menurunya merupakan tanah bengkok.“Yang terkena longsoran tujuh armada. Satu di antaranya tertimbun seluruh badan truknya. Belum dilakukan evakuasi,” kata Daryoso.Ia juga mengaku sempat terkena longsoran. Saat itu ia berada di atas truk. Saat terjadi longsor ia langsung melompat menyelamatkan diri.Sementara Kapolsek Mranggen, AKP Song Haji menyebut longsor di galian C juga membut dua sopir lain mengalami luka-luka.Dia menyebut data sopir truk antara lain Hariyanto (39) warga Gubug, Purwodadi, Sudaryadi (36 ) warga Demak, Moh kotib (43) warga Rowosari, Tembalang Kota Semarang, dan Bayu Kusandi (24) warga Gajah Kab Demak. Mereka menderita luka lecet pada pergelangan tangan dan lutut.“Kemudian Wiyatno (50) warga Karangawen Kabupaten Demak, Sulkan (40) warga Candisari Mranggen, Demak. Mereka mengalami luka lecet pada telapak tangan, lutut, dan telapak kaki, serta merasakan sakit pada bahu,” terangnya.Selanjutnya, Kumaidi (42), mengalami luka lecet pada bahu kanan, kaki kiri luka robek 4 jahitan dan sudah berobat di Rumah Sakit Pelita Anugerah Mranggen dan hanya rawat jalan.”Kami mengimbau kepada pekerja maupun sopir dalam melakukan aktifitas penggalian tanah agar lebih berhati-hati dan mengutamakan keselamatan,” pungkasnya.
Editor : Ali Muntoha
Murianews, Demak – Tebing galian C di Kelurahan Kebonbatur, Kecamatan, Mranggen, Kabupaten Demak, Rabu (20/2/2019) longsor. Tujuh truk dump tertimbun material longsor saat antre mengisi tanah.
Longsor di lokasi yang dikenal dengan nama Brown Canyon itu nyaris membuat Kunadi (42) salah satu sopir kehilangan nyawa. Saat itu warga warga Banyumeneng, Mranggen, Demak ini tengah duduk di sebuah batu saat longsor terjadi.
Saat mencoba menyelematkan diri, terkena batu hingga pingsan. Beruntung hanya kakinya saja yang luka-luka. Ia pun sempat dilarikan ke RS Pelita Anugerah Mranggen untuk mendapat perawatan.
Kumaidi tidak lama mendapat perawatan di rumah sakit. Setelah sadar, ia kemudian kembali ke lokasi kejadian longsor. Kumaidi merupakan satu di antara sopir truk dump di lokasi tambang tersebut.
“Saya pingsan. Ketika bangun sudah berada di Rumah Sakit Pelita Anugerah Mranggen,” katanya.
Ia menceritakan, ketika kejadian ia sedang istirahat sambil mengantre untuk mengisi muatan. Truk miliknya ia parkir berjajar dengan truk lain menghadap tebing. Namun nahas, tebing di depan truk-truk yang terparkir tiba-tiba longsor.
Bahkan batu tempat Kumaidi duduk istirahat juga terguling. Runtuhan longsor tebing tersebut lantas mengubur truk-truk yang terparkir.
Beruntung, saat itu tidak ada sopir yang berada di kabin kemudi truk. Sebanyak tujuh truk tertimpa material longsor berupa tanah dan batu.
“Satu truk yang tertimbun mengeluarkan asap. Namun, tidak terlihat badan truknya karena tertutup longsoran,” sebutnya.
Sementara itu, pengawas proyek tambang, Daryoso (30) menuturkan, longsor terjadi pukul 10.00 WIB. Tidak ada korban jiwa akibat kejadian ini.
Namun, aktivitas penambangan harus dihentikan karena sejumlah armada pengangkut rusak setelah tertimbun.
Menurutnya, tebing yang longsor bukanlah area yang ditambang pekerja. Tebing tersebut merupakan tanah bengkok.
Aktivitas penambangan di lokasi tersebut telah dilakukan sejak Januari 2019. Lahan itu menurunya merupakan tanah bengkok.
“Yang terkena longsoran tujuh armada. Satu di antaranya tertimbun seluruh badan truknya. Belum dilakukan evakuasi,” kata Daryoso.
Ia juga mengaku sempat terkena longsoran. Saat itu ia berada di atas truk. Saat terjadi longsor ia langsung melompat menyelamatkan diri.
Sementara Kapolsek Mranggen, AKP Song Haji menyebut longsor di galian C juga membut dua sopir lain mengalami luka-luka.
Dia menyebut data sopir truk antara lain Hariyanto (39) warga Gubug, Purwodadi, Sudaryadi (36 ) warga Demak, Moh kotib (43) warga Rowosari, Tembalang Kota Semarang, dan Bayu Kusandi (24) warga Gajah Kab Demak. Mereka menderita luka lecet pada pergelangan tangan dan lutut.
“Kemudian Wiyatno (50) warga Karangawen Kabupaten Demak, Sulkan (40) warga Candisari Mranggen, Demak. Mereka mengalami luka lecet pada telapak tangan, lutut, dan telapak kaki, serta merasakan sakit pada bahu,” terangnya.
Selanjutnya, Kumaidi (42), mengalami luka lecet pada bahu kanan, kaki kiri luka robek 4 jahitan dan sudah berobat di Rumah Sakit Pelita Anugerah Mranggen dan hanya rawat jalan.
”Kami mengimbau kepada pekerja maupun sopir dalam melakukan aktifitas penggalian tanah agar lebih berhati-hati dan mengutamakan keselamatan,” pungkasnya.
Editor : Ali Muntoha