Duh! Klaster Ponpes Muncul di Wonogiri, 10 Santri Diisolasi di Gedung PGRI
Murianews
Kamis, 12 Agustus 2021 16:56:09
MURIANEWS, Wonogiri — Klaster pondok pesantren (Ponpes) kembali muncul di Wonogiri. Sebanyak sepuluh santri terkonfirmasi positif Covid-19. Saat ini, kesepuluh santri tersebut tengah menjalani isolasi mandiri di tempat isolasi terpusat di Gedung PGRI Wonogiri, sejak Rabu (4/8/2021).
Kesepuluh santri yang terpapar Covid-19 itu diketahui merupakan santri Ponpes Muhammadiyah Ngadirojo. Ponpes tersebut terintegrasi dengan SMA Muhammadiyah 1 Wonogiri.
Salah satu santri yang menjalani isolasi, MU (17), menginformasikan awalnya santri yang isoter sebanyak sepuluh orang. Beberapa hari kemudian ada satu temannya yang dinyatakan sembuh karena hasil tes PCR negatif Covid-19 dan dibolehkan pulang, Selasa (10/8/2021) lalu. Hingga Rabu (11/8/2021) masih ada sembilan santri yang masih isolasi.
Remaja itu mengaku sebelumnya dia dan 19 temannya mengikuti kegiatan pesantren tatap muka di ponpes baik pada tahun ajaran 2021/2022 yang baru saja dimulai.
Sebelum PPKM darurat hingga kini, santri mengikuti pembelajaran secara tatap muka dari pagi hingga siang. Seiring berjalannya waktu pihak ponpes membuat kebijakan hanya menggelar kegiatan pesantren (kegiatan berbasis keagamaan) tatap muka dari pagi hingga sore.
“Suatu ketika teman saya (MC) sakit demam kaya masuk angin, tapi beberapa hari kemudian sembuh. Selanjutnya ada teman lainnya yang sakit juga, lama-lama teman-teman lain dan saya ikut sakit. Lalu Rabu (pekan lalu) kami dites Covid-19 dan hasilnya positif selanjutnya dibawa ke sini [tempat isoter Gedung PGRI],” ucap MU seperti dikutip
Solopos.com.
Dia melanjutkan, kegiatan pesantren hanya diikuti santri kelas XI. Sementara, santri kelas X menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ). Selama di ponpes santri beristirahat di suatu ruangan. MU tak mengetahui temannya, MC, tertular Covid-19 dari mana. Setelah terjadi penularan Covid-19 kegiatan pesantren dihentikan. Teman-teman MU yang tak terpapar Covid-19 saat ini masih berada di ponpes.
“Saat berkegiatan pengajar maupun siswa [santri] mengenakan masker dan selalu jaga jarak,” ucap MU.Terpisah, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Wonogiri, Cahyo Sukmana, saat dimintai konfirmasi, Kamis (12/8/2021), memastikan tak pernah mengizinkan ponpes menggelar kegiatan pesantren baik selama PPKM maupun sebelumnya.Kantor Kemenag juga tak pernah menerima surat izin/permohonan pelaksanaan kegiatan pesantren dari ponpes di Wonogiri. Menurut dia, pihak ponpes sudah paham bahwa hingga saat ini tidak boleh menggelar kegiatan pesantren di ponpes, baik pembelajaran umum maupun pembelajaran berbasis keagamaan.“Sesuai aturan, ponpes yang ingin menggelar kegiatan pesantren harus meminta izin kepada kami. Kalau ada yang mengajukan izin pada masa ini tidak mungkin diizinkan, karena ketentuannya secara jelas melarang ada kegiatan pesantren sementara ini,” kata Cahyo. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber:
Solopos.com
[caption id="attachment_190656" align="alignleft" width="1024"]

Ilustrasi (Pixabay)[/caption]
MURIANEWS, Wonogiri — Klaster pondok pesantren (Ponpes) kembali muncul di Wonogiri. Sebanyak sepuluh santri terkonfirmasi positif Covid-19. Saat ini, kesepuluh santri tersebut tengah menjalani isolasi mandiri di tempat isolasi terpusat di Gedung PGRI Wonogiri, sejak Rabu (4/8/2021).
Kesepuluh santri yang terpapar Covid-19 itu diketahui merupakan santri Ponpes Muhammadiyah Ngadirojo. Ponpes tersebut terintegrasi dengan SMA Muhammadiyah 1 Wonogiri.
Salah satu santri yang menjalani isolasi, MU (17), menginformasikan awalnya santri yang isoter sebanyak sepuluh orang. Beberapa hari kemudian ada satu temannya yang dinyatakan sembuh karena hasil tes PCR negatif Covid-19 dan dibolehkan pulang, Selasa (10/8/2021) lalu. Hingga Rabu (11/8/2021) masih ada sembilan santri yang masih isolasi.
Remaja itu mengaku sebelumnya dia dan 19 temannya mengikuti kegiatan pesantren tatap muka di ponpes baik pada tahun ajaran 2021/2022 yang baru saja dimulai.
Sebelum PPKM darurat hingga kini, santri mengikuti pembelajaran secara tatap muka dari pagi hingga siang. Seiring berjalannya waktu pihak ponpes membuat kebijakan hanya menggelar kegiatan pesantren (kegiatan berbasis keagamaan) tatap muka dari pagi hingga sore.
“Suatu ketika teman saya (MC) sakit demam kaya masuk angin, tapi beberapa hari kemudian sembuh. Selanjutnya ada teman lainnya yang sakit juga, lama-lama teman-teman lain dan saya ikut sakit. Lalu Rabu (pekan lalu) kami dites Covid-19 dan hasilnya positif selanjutnya dibawa ke sini [tempat isoter Gedung PGRI],” ucap MU seperti dikutip
Solopos.com.
Dia melanjutkan, kegiatan pesantren hanya diikuti santri kelas XI. Sementara, santri kelas X menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ). Selama di ponpes santri beristirahat di suatu ruangan. MU tak mengetahui temannya, MC, tertular Covid-19 dari mana. Setelah terjadi penularan Covid-19 kegiatan pesantren dihentikan. Teman-teman MU yang tak terpapar Covid-19 saat ini masih berada di ponpes.
“Saat berkegiatan pengajar maupun siswa [santri] mengenakan masker dan selalu jaga jarak,” ucap MU.
Terpisah, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Wonogiri, Cahyo Sukmana, saat dimintai konfirmasi, Kamis (12/8/2021), memastikan tak pernah mengizinkan ponpes menggelar kegiatan pesantren baik selama PPKM maupun sebelumnya.
Kantor Kemenag juga tak pernah menerima surat izin/permohonan pelaksanaan kegiatan pesantren dari ponpes di Wonogiri. Menurut dia, pihak ponpes sudah paham bahwa hingga saat ini tidak boleh menggelar kegiatan pesantren di ponpes, baik pembelajaran umum maupun pembelajaran berbasis keagamaan.
“Sesuai aturan, ponpes yang ingin menggelar kegiatan pesantren harus meminta izin kepada kami. Kalau ada yang mengajukan izin pada masa ini tidak mungkin diizinkan, karena ketentuannya secara jelas melarang ada kegiatan pesantren sementara ini,” kata Cahyo.
Penulis: Supriyadi
Editor: Supriyadi
Sumber:
Solopos.com