— Warga Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten dibuat geger dengan peristiwa bunuh diri, Senin (20/9/2021). Kali ini peristiwa tersebut dilakukan oleh TH, seorang pemuda berusia 25 tahun.
TH diduga nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di pohon rambutan di desa tempat tinggalnya. Selama ini TH memang dikenal sebagai orang yang pendiam atau tertutup.
“Orangnya memang tertutup. Dia pendiam. Enggak ada yang tahu kenapa sampai gantung diri. Lokasi gantung diri itu berjarak kurang lebih 100 meter dari rumahnya. Sesuai rencana, hari ini langsung dilakukan pemakaman jenazah,” kata Eko Andriyanto kepala desa di lokasi tempat tinggal TH gantung diri seperti dikutip
.
Hingga evakuasi jenazah rampung, belum diketahui alasan pemuda tersebut nekat gantung diri.
Eko pun berharap kejadian gantung diri itu terjadi yang pertama dan terakhir di desanya.“Jangan sampai kejadian seperti ini terulang kembali ke depannya. Jika memang ada masalah, ceritakan ke keluarga, temen dekat, atau ke pemdes. Barangkali, dari cerita itu [keterbukaan] ada yang memberikan solusi,” imbuhnya. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber:
[caption id="attachment_150228" align="alignleft" width="715"]

Foto Ilustrasi (Dok.MURIANEWS)[/caption]
MURIANEWS, Klaten — Warga Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten dibuat geger dengan peristiwa bunuh diri, Senin (20/9/2021). Kali ini peristiwa tersebut dilakukan oleh TH, seorang pemuda berusia 25 tahun.
TH diduga nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di pohon rambutan di desa tempat tinggalnya. Selama ini TH memang dikenal sebagai orang yang pendiam atau tertutup.
Baca: TikToker Jatinegara Tewas Gantung Diri, Keluarga Temukan Kejanggalan
“Orangnya memang tertutup. Dia pendiam. Enggak ada yang tahu kenapa sampai gantung diri. Lokasi gantung diri itu berjarak kurang lebih 100 meter dari rumahnya. Sesuai rencana, hari ini langsung dilakukan pemakaman jenazah,” kata Eko Andriyanto kepala desa di lokasi tempat tinggal TH gantung diri seperti dikutip
Solopos.com.
Hingga evakuasi jenazah rampung, belum diketahui alasan pemuda tersebut nekat gantung diri.
Baca: Gunakan Uang PKH Bareng PL-PSK, Kadus di Batang Gantung Diri
Eko pun berharap kejadian gantung diri itu terjadi yang pertama dan terakhir di desanya.
“Jangan sampai kejadian seperti ini terulang kembali ke depannya. Jika memang ada masalah, ceritakan ke keluarga, temen dekat, atau ke pemdes. Barangkali, dari cerita itu [keterbukaan] ada yang memberikan solusi,” imbuhnya.
Penulis: Supriyadi
Editor: Supriyadi
Sumber:
Solopos.com