Begini Kronologi Ibu Tiga Anak di Klaten Diketahui Diracun Kakak Ipar
Murianews
Selasa, 2 November 2021 16:14:11
MURIANEWS, Klaten — Kronologi meninggalnya Hany Dwi Susanti (28) yang diduga diracun menggunakan apotas oleh kakak iparnya sendiri bernama Sarbini (50) mulai terkuak.
Berdasarkan keterangan yang ada Hany beserta suami, Sigit Nugroho, 35, dan tiga anaknya semula pergi menjenguk orang tuanya di Wonogiri, Minggu (31/10/2021). Mereka pulang ke rumahnya di Panggang Welut, Desa Taji, Kecamatan Juwiring, Minggu malam.
Mengutip
Solopos.com, begitu tiba di rumah, Hany beserta anggota keluarganya langsung beristirahat. Di Desa Taji, Kecamatan Juwiring, Hany dikenal sebagai tukang laundry. Sedangkan suaminya bekerja sebagai tukang membikin etalase dari aluminium.
Baca: Tragis, Ibu Tiga Anak di Klaten Tewas Diracun Kakak IparSehari berikutnya setelah dari Wonogiri, Senin (1/11/2021), Hany keluar rumah mencari sayuran. Sementara sang suami membenahi rumah.
Begitu sampai rumah, Hany merasa haus dan langsung mengambil minuman air putih yang disimpan di kulkas. Selang lima menit, Hany sempat bilang ke suaminya rasa air yang baru saja diminum berasa pahit. Selanjutnya, Hany pingsan dan ditolong suaminya.
Sigit sempat teriak-teriak minta tolong ke orang-orang terdekatnya. Berikutnya, Sigit memberitahukan ke ayah mertua, Slamet Santosa (57) agar segera datang ke rumahnya.
Begitu tiba di rumah Hany, Slamet Santosa sebenarnya sudah mengetahui jika anak perempuannya itu telah meninggal dunia. Namun hal itu tak segera diberitahukan ke menantunya.
Baca: Suami Istri di Pati Sekongkol Curi Motor TetangganyaSejurus kemudian, tim medis yang mengecek kondisi Hany menyatakan bahwa ibu dengan tiga anak tersebut sudah meninggal dunia.
Di tengah kondisi berduka, Sigit memperoleh informasi dari kakaknya, Umi Nurwati, bahwa air minum yang berada di kulkas berasa pahit.
Lantaran curiga, Sigit mencicip air yang disimpan dalam wadah di kulkas. Ternyata air itu berasa getir dan panas di mulut. Di saat itulah, muncul kecurigaan bahwa istrinya meninggal dunia karena diracun.“Di dalam kulkas itu ada minuman es teh dan enam botol berisi air putih [termasuk air mineral]. Rinciannya ada dua botol air mineral, satu botol air, dua botol tupperware berisi air putih, dan es teh,” kata Sigit, saat ditemui wartawan di Taji, Kecamatan Juwiring, Selasa (2/11/2021).
Baca: Ibu Korban Pembunuhan di Cengkareng Diduga Dibunuh AnaknyaHal senada dijelaskan ayah Hany, Slamet Santosa. Munculnya dugaan Hany meninggal dunia akibat diracun menyusul pengakuan Sigit yang merasakan air minum yang disimpan di kulkas.“Airnya itu katanya berasa kemramas. Sigit Nugroho yang sempat merasakan [tak sampai diminum] sempat muntah-muntah dan bagian mulut/lidah menjadi keras. Ternyata, belakangan diketahui yang diberi racun itu tak hanya di air mineral/air putih. Tapi, air susu [milik anak Hany] dan garam di dapur juga diberi racun. Awalnya, orang kampung sini memang mengira Hany sakit,” kata Slamet Santosa.Setelah memperoleh laporan adanya dugaan warga Taji diracun, Senin (1/11/2021) sore, polisi langsung mendatangi lokasi kejadian. Selain memeriksa sejumlah saksi, polisi langsung mengolah tempat kejadian perkara (TKP). Guna mempertajam analisisnya, polisi mengautopsi jenazah Hany.
Baca: Mayat Terbungkus Plastik di Grobogan: Janda Korban PembunuhanAir minum yang tersisa di kulkas juga diteliti polisi melalui laboratorium forensik. Hasil sementara diperoleh bahwa Hany meninggal dunia karena diracun. Setelah autopsi rampung, Hany dimakamkan di Taji, Kecamatan Juwiring, Selasa dini hari.“Kami sudah mendatangi lokasi kejadian perkara. Kami sudah mengamankan seorang yang terindikasi melakukan aksi itu. Terduga pelaku adalah kakak ipar korban. Untuk teknisnya, silakan ke Satreskrim Polres Klaten,” kata Kapolsek Juwiring, Iptu Sumardi, mewakili Kapolres Klaten, AKBP Eko Prasetyo. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber:
Solopos.com
[caption id="attachment_250399" align="alignnone" width="880"]

Kondisi rumah duka mendiang Hany Dwi Susanti di Taji, Kecamatan Juwiring, Klaten, Selasa (2/11/2021). (Solopos-Ponco Suseno)[/caption]
MURIANEWS, Klaten — Kronologi meninggalnya Hany Dwi Susanti (28) yang diduga diracun menggunakan apotas oleh kakak iparnya sendiri bernama Sarbini (50) mulai terkuak.
Berdasarkan keterangan yang ada Hany beserta suami, Sigit Nugroho, 35, dan tiga anaknya semula pergi menjenguk orang tuanya di Wonogiri, Minggu (31/10/2021). Mereka pulang ke rumahnya di Panggang Welut, Desa Taji, Kecamatan Juwiring, Minggu malam.
Mengutip
Solopos.com, begitu tiba di rumah, Hany beserta anggota keluarganya langsung beristirahat. Di Desa Taji, Kecamatan Juwiring, Hany dikenal sebagai tukang laundry. Sedangkan suaminya bekerja sebagai tukang membikin etalase dari aluminium.
Baca: Tragis, Ibu Tiga Anak di Klaten Tewas Diracun Kakak Ipar
Sehari berikutnya setelah dari Wonogiri, Senin (1/11/2021), Hany keluar rumah mencari sayuran. Sementara sang suami membenahi rumah.
Begitu sampai rumah, Hany merasa haus dan langsung mengambil minuman air putih yang disimpan di kulkas. Selang lima menit, Hany sempat bilang ke suaminya rasa air yang baru saja diminum berasa pahit. Selanjutnya, Hany pingsan dan ditolong suaminya.
Sigit sempat teriak-teriak minta tolong ke orang-orang terdekatnya. Berikutnya, Sigit memberitahukan ke ayah mertua, Slamet Santosa (57) agar segera datang ke rumahnya.
Begitu tiba di rumah Hany, Slamet Santosa sebenarnya sudah mengetahui jika anak perempuannya itu telah meninggal dunia. Namun hal itu tak segera diberitahukan ke menantunya.
Baca: Suami Istri di Pati Sekongkol Curi Motor Tetangganya
Sejurus kemudian, tim medis yang mengecek kondisi Hany menyatakan bahwa ibu dengan tiga anak tersebut sudah meninggal dunia.
Di tengah kondisi berduka, Sigit memperoleh informasi dari kakaknya, Umi Nurwati, bahwa air minum yang berada di kulkas berasa pahit.
Lantaran curiga, Sigit mencicip air yang disimpan dalam wadah di kulkas. Ternyata air itu berasa getir dan panas di mulut. Di saat itulah, muncul kecurigaan bahwa istrinya meninggal dunia karena diracun.
“Di dalam kulkas itu ada minuman es teh dan enam botol berisi air putih [termasuk air mineral]. Rinciannya ada dua botol air mineral, satu botol air, dua botol tupperware berisi air putih, dan es teh,” kata Sigit, saat ditemui wartawan di Taji, Kecamatan Juwiring, Selasa (2/11/2021).
Baca: Ibu Korban Pembunuhan di Cengkareng Diduga Dibunuh Anaknya
Hal senada dijelaskan ayah Hany, Slamet Santosa. Munculnya dugaan Hany meninggal dunia akibat diracun menyusul pengakuan Sigit yang merasakan air minum yang disimpan di kulkas.
“Airnya itu katanya berasa kemramas. Sigit Nugroho yang sempat merasakan [tak sampai diminum] sempat muntah-muntah dan bagian mulut/lidah menjadi keras. Ternyata, belakangan diketahui yang diberi racun itu tak hanya di air mineral/air putih. Tapi, air susu [milik anak Hany] dan garam di dapur juga diberi racun. Awalnya, orang kampung sini memang mengira Hany sakit,” kata Slamet Santosa.
Setelah memperoleh laporan adanya dugaan warga Taji diracun, Senin (1/11/2021) sore, polisi langsung mendatangi lokasi kejadian. Selain memeriksa sejumlah saksi, polisi langsung mengolah tempat kejadian perkara (TKP). Guna mempertajam analisisnya, polisi mengautopsi jenazah Hany.
Baca: Mayat Terbungkus Plastik di Grobogan: Janda Korban Pembunuhan
Air minum yang tersisa di kulkas juga diteliti polisi melalui laboratorium forensik. Hasil sementara diperoleh bahwa Hany meninggal dunia karena diracun. Setelah autopsi rampung, Hany dimakamkan di Taji, Kecamatan Juwiring, Selasa dini hari.
“Kami sudah mendatangi lokasi kejadian perkara. Kami sudah mengamankan seorang yang terindikasi melakukan aksi itu. Terduga pelaku adalah kakak ipar korban. Untuk teknisnya, silakan ke Satreskrim Polres Klaten,” kata Kapolsek Juwiring, Iptu Sumardi, mewakili Kapolres Klaten, AKBP Eko Prasetyo.
Penulis: Supriyadi
Editor: Supriyadi
Sumber:
Solopos.com