Cangkul Sawah, Petani di Pekalongan Temukan 1.997 Koin Kuno Seberat 6 Kg
Murianews
Rabu, 3 November 2021 19:53:52
MURIANEWS, Pekalongan - Seorang petani bernama Dahri Rahmanto, warga Dusun Leles, Desa Windurojo, Kecamatan Kesesi, menemukan harta karun. Ia menemukan koin yang diduga sebagai alat pembayaran zaman kuni oleh pedagang asal Tiongkok seberat 6 kg.
Penemuan tersebut berawal saat Dahri yang saat sedang mencangkul sawah menemukan sebanyak 1.997 keping koin kuno. Koin kuno itu bertuliskan huruf-huruf Tiongkok.
Atas alasan itu, koin itu diyakini sebagai peninggalan para pedagang asal Tiongkok yang saat itu datang ke daerah pesisir untuk berdagang, salah satunya di Kabupaten Pekalongan.
Baca: Penemu Uang Koin Kuno di Rembang Diusulkan Dapat KompensasiSelain koin kuno, ia juga menemukan rantai berwarna hijau dan bokor.
Mengutip
Solopos.com, temuan ini langsung dilaporkan ke perangkat desa dan lalu disampaikan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pekalongan dan Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah.
Pamong Budaya Ahli Muda BPCB Jawa Tengah, Muhammad Junawan, mengatakan saat mendata temuan tersebut, disinyalir bahwa sebagian besar temuan berbahan perunggu. Dan untuk jenisnya, Junawan mengkonfirmasi temuan itu adalah mata uang kepeng Tiongkok.
Terkait temuan rantai, Junawan memberi dua dugaan bahwa rantai itu digunakan untuk lampu minyak dan dugaan kedua, rantai tersebut semacam bandul genta.
Baca: Polisi Buru Uang Koin Kuno ke Pengepul Rosok di Pati
Dia juga tidak menutup kemungkinan bahwa ada dugaan lain. Berdasarkan penelitian dari prasasti dari abad kedelapan hingga kesembilan, temuan itu termasuk dalam mata uang klasik.Penemuan benda-benda peninggalan Tiongkok ini tentunya tidak lepas dari sejarah kedatangan para pedagang Tionghoa ke Jawa. Kedatangan mereka tercatat jauh sebelum orang-orang Eropa datang.Belum diketahui kapan tepatnya kedatangan mereka ke Jawa. Namun berdasarkan naskah kuno Tiongkok yang dibuat pada masa Dinasti Ming bernama “Yitoung Tech,” diperkirakan orang-orang Tiongkok datang ke Jawa sekitar abad ke-17 Masehi.
Baca: Ribuan Koin Uang Kuno Temuan Warga Akhirnya Diserahkan ke Dinbudpar RembangDalam naskah tersebut menyebutkan lokasi “Pou-Kia-Lung” yang merupakan pelafalan “Pekalongan” dalam bahasa Tiongkok.Sedangkan menurut M Huan, sekretaris Laksamana Cheng He, pada abad ke-19 saat ia singgah di Pekalongan, orang-orang Tionghoa sudah tinggal di kampung Sampangan yang letaknya dekat dengan Sungai Kupang yang sekarang dikenal dengan Sungai Loji.Dari zaman perdagangan, Pekalongan sudah dihuni oleh tiga etnis besar, yaitu etnis Jawa atau pribumi, etnis Tionghoa, dan etnis Arab. Hingga saat ini, suasana budaya tiga etnis di Pekalongan masih terasa hingga sekarang, bahkan ada makanan yang menjadi kombinasi tiga budaya dari tiga etnis tersebut. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber:
Solopos.com
[caption id="attachment_250805" align="alignnone" width="1536"]

Puluhan koin dari tembaga bertuliskan huruf Tiongkok sebelumnya juga ditemukan warga Desa Banjarejo. (MuriaNewsCom/Dani Agus)[/caption]
MURIANEWS, Pekalongan - Seorang petani bernama Dahri Rahmanto, warga Dusun Leles, Desa Windurojo, Kecamatan Kesesi, menemukan harta karun. Ia menemukan koin yang diduga sebagai alat pembayaran zaman kuni oleh pedagang asal Tiongkok seberat 6 kg.
Penemuan tersebut berawal saat Dahri yang saat sedang mencangkul sawah menemukan sebanyak 1.997 keping koin kuno. Koin kuno itu bertuliskan huruf-huruf Tiongkok.
Atas alasan itu, koin itu diyakini sebagai peninggalan para pedagang asal Tiongkok yang saat itu datang ke daerah pesisir untuk berdagang, salah satunya di Kabupaten Pekalongan.
Baca: Penemu Uang Koin Kuno di Rembang Diusulkan Dapat Kompensasi
Selain koin kuno, ia juga menemukan rantai berwarna hijau dan bokor.
Mengutip
Solopos.com, temuan ini langsung dilaporkan ke perangkat desa dan lalu disampaikan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pekalongan dan Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah.
Pamong Budaya Ahli Muda BPCB Jawa Tengah, Muhammad Junawan, mengatakan saat mendata temuan tersebut, disinyalir bahwa sebagian besar temuan berbahan perunggu. Dan untuk jenisnya, Junawan mengkonfirmasi temuan itu adalah mata uang kepeng Tiongkok.
Terkait temuan rantai, Junawan memberi dua dugaan bahwa rantai itu digunakan untuk lampu minyak dan dugaan kedua, rantai tersebut semacam bandul genta.
Baca: Polisi Buru Uang Koin Kuno ke Pengepul Rosok di Pati
Dia juga tidak menutup kemungkinan bahwa ada dugaan lain. Berdasarkan penelitian dari prasasti dari abad kedelapan hingga kesembilan, temuan itu termasuk dalam mata uang klasik.
Penemuan benda-benda peninggalan Tiongkok ini tentunya tidak lepas dari sejarah kedatangan para pedagang Tionghoa ke Jawa. Kedatangan mereka tercatat jauh sebelum orang-orang Eropa datang.
Belum diketahui kapan tepatnya kedatangan mereka ke Jawa. Namun berdasarkan naskah kuno Tiongkok yang dibuat pada masa Dinasti Ming bernama “Yitoung Tech,” diperkirakan orang-orang Tiongkok datang ke Jawa sekitar abad ke-17 Masehi.
Baca: Ribuan Koin Uang Kuno Temuan Warga Akhirnya Diserahkan ke Dinbudpar Rembang
Dalam naskah tersebut menyebutkan lokasi “Pou-Kia-Lung” yang merupakan pelafalan “Pekalongan” dalam bahasa Tiongkok.
Sedangkan menurut M Huan, sekretaris Laksamana Cheng He, pada abad ke-19 saat ia singgah di Pekalongan, orang-orang Tionghoa sudah tinggal di kampung Sampangan yang letaknya dekat dengan Sungai Kupang yang sekarang dikenal dengan Sungai Loji.
Dari zaman perdagangan, Pekalongan sudah dihuni oleh tiga etnis besar, yaitu etnis Jawa atau pribumi, etnis Tionghoa, dan etnis Arab. Hingga saat ini, suasana budaya tiga etnis di Pekalongan masih terasa hingga sekarang, bahkan ada makanan yang menjadi kombinasi tiga budaya dari tiga etnis tersebut.
Penulis: Supriyadi
Editor: Supriyadi
Sumber:
Solopos.com