Kamis, 20 November 2025


MURIANEWS, Wonogiri — Kreativitas membawa berkah. Ungkapan itu sepertinya layak disematkan kepada Suwardi. Di tangan pria 53 tahun itu, topeng seribu wajah yang dibuat berhasil tembus pasar internasional, terutama Malaysia dan Korsel.

Keberhasilan Suwardi tersebut bukan tanpa usaha. Sejak muda, ia memang sudah menekuni usaha warisan keluarga dalam membuat topeng yang diturunkan sejak 1980-an tersebut.

Seiring berjalannya waktu, ia pun mengembangkan berbagai jenis wajah dan memberi nama usahanya dengan topeng seribu wajah.

Bakat ini merupakan hasil turunan dari ayah Suwardi yang dulunya pernah membuat topeng namun tidak seberagam karyanya sendiri. Topeng yang dibuat Suwardi sangat beragam mulai dari bentuk wayang, sentuhan horor, lucu dan lain lain.

Topeng ini terbuat dari kayu sengon dengan kualitas baik. Jenis topeng dibikin sesuai pesanan pelanggan. Biasanya, pelanggan akan mengirimkan foto karakter tertentu yang akan diterapkan dalam wajah topeng.

Pesanan bisa tanpa cat atau masih kasar. Bisa juga sudah dicat sesuai dengan keinginan pelanggan. Selain dipakai sebagai topeng saat menari, ada pula yang memesan kerajinan tangan ini sebagai pajangan rumah. Para pelanggan topeng kayu ini tersebar di banyak tempat mulai dari Wonosobo, Bantul, Magelang, Bali bahkan sampai Malaysia dan Korea Selatan.

Menurut Suwardi, harga yang ditawarkan dalam pembuatan topeng ini tergantung tingkat kesulitan dan besar kecilnya ukuran topeng.

“Kalau untuk harga sendiri ya tergantung tingkat kesulitan dan besar kecilnya ukuran. Untuk harganya mulai dari Rp20.000-an sampai jutaan. Kalau untuk lokalan seperti tokoh wayang itu biasanya satuannya Rp 200 ribu hingga Rp 400 ribu-an. Kalau di Shopee sendiri harganya agak lebih mahal dibandingkan langsung pesan karena di Shopee menggunakan ongkir, pengemasan yang lebih aman, dan lain-lain,” ucap Suwardi.Harga yang ditawarkan ini juga bergantung pada penggunaan properti seperti alis dari ekor sapi atau bulu musang yang pastinya langka saat dicari. Apalagi jika topeng yang dipesan harus dipahat dan dicat sedemikian rupa akan membutuhkan waktu yang cukup untuk membuatnya.Hantaman pandemi membuat semua pelaku UMKM mengalami penurunan pendapatan. Sama halnya dengan usaha topeng seribu wajah ini. Penurunan omset ini sekitar 45-50 persen dari sebelum pandemi. Aplikasi jual beli Shopee,yang diajarkan anak semata wayangnya, bisa menolong Suwardi dalam berbisnis.Suwardi berharap sesulit apapun keadaan dan hambatan ke depan, topeng seribu wajah ini tetap harus dilestarikan.Dia sangat menyayangkan jika kerajinan ini tidak dilestarikan mengingat kerajinan topeng kayu merupakan khasanah budaya Indonesia. Sebagai pemilik dan juga pembuat kerajinan, Suwardi sering mengikuti seminar untuk menerapkan sistem manajemen keuangan dalam berbisnis di masa pandemi Covid-19. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber: Solopos.com

Baca Juga

Komentar

Terpopuler