– Seorang pria berinisial KS (55) warga Dusun Karanganyar, Desa Kedungbenda, Kecamatan Nusawungu ditemukan meninggal dunia dengan cara gantung diri, Jumat (7/1/2022). Korban diduga nekat mengakhiri hidup di pohon sukun belakang rumahnya, lantaran mengalami gangguan jiwa.
Jenazah korban, kali pertama ditemukan oleh Ratno warga setempat yang berprofesi sebagai penderes dalam keadaan leher terikat seutas tali. Tak hanya itu, dahan pohon sukun yang menopang diduga tak kuat menahan berat badan korban hingga patah.
Begitu melihat korban, pihaknya langsung berteriak minta tolong. Selam beberapa saat, ibu Tusinah yang rumahnya berada di belakang rumah korban datang termasuk Kades Karangbenda.
”Saat itu Bapak Tumiran (Kades Karangbenda) kebetulan lewat dekat lokasi kejadian. Selanjutnya kita bersama sama melihat kondisi korban,” ujar Ratno seperti dikutip
, Kamis (06/01/2022).
Setelah melihat kejadian tersebut, sang kades langsung menghubungi aparat Kepolisian Polsek Nusawungu, Babinsa dan Puskesmas Nusawungu I.
Babinsa Karangbenda Sertu Miswanto mengatakan, setelah diperiksa tim medis Puskesmas Nusawungu I memastikan korban sudah meninggal lebih dari 24 jam. Meski begitu, tidak ada tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan terhadap korban.”Tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan dan menurut keterangan keluarga, saksi dan warga sekitar, korban sebelumnya mengalami gangguan jiwa. Saat ini korban sudah dimakamkan,” tambahnya. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber:
[caption id="attachment_263373" align="alignleft" width="1024"]

Warga bersama petugas menurunkan jenazah korban gantung diri di Cilacap. (Serayunews.com)[/caption]
MURIANEWS, Cilacap – Seorang pria berinisial KS (55) warga Dusun Karanganyar, Desa Kedungbenda, Kecamatan Nusawungu ditemukan meninggal dunia dengan cara gantung diri, Jumat (7/1/2022). Korban diduga nekat mengakhiri hidup di pohon sukun belakang rumahnya, lantaran mengalami gangguan jiwa.
Jenazah korban, kali pertama ditemukan oleh Ratno warga setempat yang berprofesi sebagai penderes dalam keadaan leher terikat seutas tali. Tak hanya itu, dahan pohon sukun yang menopang diduga tak kuat menahan berat badan korban hingga patah.
Begitu melihat korban, pihaknya langsung berteriak minta tolong. Selam beberapa saat, ibu Tusinah yang rumahnya berada di belakang rumah korban datang termasuk Kades Karangbenda.
”Saat itu Bapak Tumiran (Kades Karangbenda) kebetulan lewat dekat lokasi kejadian. Selanjutnya kita bersama sama melihat kondisi korban,” ujar Ratno seperti dikutip
Serayunews.com, Kamis (06/01/2022).
Setelah melihat kejadian tersebut, sang kades langsung menghubungi aparat Kepolisian Polsek Nusawungu, Babinsa dan Puskesmas Nusawungu I.
Babinsa Karangbenda Sertu Miswanto mengatakan, setelah diperiksa tim medis Puskesmas Nusawungu I memastikan korban sudah meninggal lebih dari 24 jam. Meski begitu, tidak ada tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan terhadap korban.
”Tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan dan menurut keterangan keluarga, saksi dan warga sekitar, korban sebelumnya mengalami gangguan jiwa. Saat ini korban sudah dimakamkan,” tambahnya.
Penulis: Supriyadi
Editor: Supriyadi
Sumber:
Serayunews.com