Lima Badut di Sukoharjo Diamankan Satpol PP saat Ngamen di Perempatan
Murianews
Jumat, 4 Februari 2022 14:54:09
MURIANEWS, Sukoharjo — Satpol PP Sukoharjo menertibkan para badut yang biasa mangkal di perempatan lampu merah, Jumat (4/2/2022). Dalam penertiban kali ini petugas berhasil mengamankan lima badut saat ngamen di dua perempatan.
Kepala Bidang (Kabid) Ketertiban Umum dan Ketentraman Satpol PP Sukoharjo Wardino mengatakan, penertiban ini dilakukan dalam upaya penegakan Perda No.3/2014 tentang Ketertiban Umum.
Selain itu, ia juga banyak menerima aduan masyarakat yang resah terhadap keberadaan pengamen berkostum badut maupun pemusik angklung.
Baca: Setahun, Satpol PP Kota Semarang Tertibkan 300 Manusia Silver“Karena aduan itu, kami melakukan penertiban dan menyisir berbagai persimpangan di Surakarta,” katanya seperti dikutip
Solopos.com.
Dalam penyisiran itu, petugas mendapati dua badut tengah mengamen di pinggir jalan simpang empat Gentan, Baki. Kemudian, petugas bergeser ke wilayah Kartasura, tepatnya di simpang empat Gembongan.
“Di lokasi itu, petugas kembali mendapati tiga pengamen badut yang tengah beraksi di pinggir jalan. Selain pengamen badut, petugas juga mendapati pengamen pemusik angklung berjumlah enam orang,” ungkapnya.
“Petugas juga menyisir simpang tiga kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta [UMS] di Pabelan. Namun, tidak ada pengamen alias nihil,” tambahnya.
Baca: Razia PGOT, Satpol PP Kudus Amankan Wanita Pengamen Berduit Jutaan RupiahPara pengamen berkostum badut dan pemain angklung dibawa ke Kantor Kecamatan Kartasura untuk mendapatkan pembinaan. Mereka juga didata identitas dan domisili. Para pengamen diminta membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatan lagi.Wardino menambahkankan, bagi masyarakat apabila menemukan pengamen yang berseliweran di jalan raya bisa melapor ke instansi terkait.Satpol PP Sukoharjo bakal mengintensifkan razia pengemis, gelandangan, dan orang terlantar (PGOT) yang kembali marak sejak beberapa waktu terakhir. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber:
Solopos.com
[caption id="attachment_270145" align="alignleft" width="880"]

Pengamen berkostum badut terjaring razia yang digelar Petugas Satpol PP Sukoharjo di simpang empat Gentan, Baki, Jumat (4/2/2022). (Istimewa/Satpol PP Sukoharjo)[/caption]
MURIANEWS, Sukoharjo — Satpol PP Sukoharjo menertibkan para badut yang biasa mangkal di perempatan lampu merah, Jumat (4/2/2022). Dalam penertiban kali ini petugas berhasil mengamankan lima badut saat ngamen di dua perempatan.
Kepala Bidang (Kabid) Ketertiban Umum dan Ketentraman Satpol PP Sukoharjo Wardino mengatakan, penertiban ini dilakukan dalam upaya penegakan Perda No.3/2014 tentang Ketertiban Umum.
Selain itu, ia juga banyak menerima aduan masyarakat yang resah terhadap keberadaan pengamen berkostum badut maupun pemusik angklung.
Baca: Setahun, Satpol PP Kota Semarang Tertibkan 300 Manusia Silver
“Karena aduan itu, kami melakukan penertiban dan menyisir berbagai persimpangan di Surakarta,” katanya seperti dikutip
Solopos.com.
Dalam penyisiran itu, petugas mendapati dua badut tengah mengamen di pinggir jalan simpang empat Gentan, Baki. Kemudian, petugas bergeser ke wilayah Kartasura, tepatnya di simpang empat Gembongan.
“Di lokasi itu, petugas kembali mendapati tiga pengamen badut yang tengah beraksi di pinggir jalan. Selain pengamen badut, petugas juga mendapati pengamen pemusik angklung berjumlah enam orang,” ungkapnya.
“Petugas juga menyisir simpang tiga kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta [UMS] di Pabelan. Namun, tidak ada pengamen alias nihil,” tambahnya.
Baca: Razia PGOT, Satpol PP Kudus Amankan Wanita Pengamen Berduit Jutaan Rupiah
Para pengamen berkostum badut dan pemain angklung dibawa ke Kantor Kecamatan Kartasura untuk mendapatkan pembinaan. Mereka juga didata identitas dan domisili. Para pengamen diminta membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatan lagi.
Wardino menambahkankan, bagi masyarakat apabila menemukan pengamen yang berseliweran di jalan raya bisa melapor ke instansi terkait.
Satpol PP Sukoharjo bakal mengintensifkan razia pengemis, gelandangan, dan orang terlantar (PGOT) yang kembali marak sejak beberapa waktu terakhir.
Penulis: Supriyadi
Editor: Supriyadi
Sumber:
Solopos.com