Dalang Cilik Semangati Peserta Vaksinasi Anak Usia 6-11 Tahun di Boyolali
Murianews
Kamis, 10 Februari 2022 18:29:47
MURIANEWS, Boyolali- Seorang dalang cilik dihadirkan dalam kegiatan vaksinasi anak usia 6-11 tahun di SDN 01 Keyongan, Nogosari, Boyolali
. Dihadirkannya dalang cilik ini bertujuan untuk menyemangai para siswa agar tidak takut saat disuntik vaksin Covid-19.
Dalang cilik yang dihadirkan baru berusia enam tahun dan berasal dari Nogosari. Dalang cilik ini dikenal dengan nama Ki Kondang Kalimosodo.
”Saya menampilkan wayang kulit dengan lakon terbunuhnya Corona. Ini untuk menghibur teman-teman agar tidak takut. Saya juga enggak takut, sudah vaksin dua kali. Belajarnya dari bapak,” kata dalang cilik penggemar tokoh Anoman tersebut kepada wartawan sesaat setelah pementasan, seperti dikutip dari
Solopos.com, Kamis (10/2/2022).
Baca juga: Dalang Cilik Ramaikan Pentas Wayang Kulit Virtual Sambut HUT KudusTernyata, darah seni mengalir dari sang ayah yang juga seorang dalang. Ayahnya, Ki Gondo Wartoyo adalah seorang dalang asal Boyolali.
“Dia mendalang sudah sejak kecil. Bahkan, saat bicaranya masih pelo. Kemudian tadi pentasnya sekitar 15 menit,” jelas Ki Gondo.
Ki Gondo Wartoyo mengatakan, persiapan yang dilakukan sang anak cukup singkat. Yakni, hanya sehari sebelum acara pementasan.
“Kemarin yang mengajari, belajarnya hanya 30 menit. Anak saya sebelumnya sudah tampil di beberapa tempat, pernah di Karanganyar, Semarang, Boyolali juga. Kalau tampil pertama dulu di Karanganyar saat hajatan kampung, waktu itu umurnya 3 tahun,” jelasnya.
Dalam pementasan dalang cilik tersebut Ki Gondo mengatakan, hal yang ingin disampaikan adalah jangan takut dengan Corona. “Pesan yang ingin disampaikan intinya sebenarnya kita tidak perlu takut Corona, tapi anjuran pemerintah untuk vaksin sebagai kekebalan tubuh harus dilaksanakan,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala SDN 1 Keyongan, Nogosari, Boyolali, Sumarno mengatakan, alasan menanggap dalang cilik untuk memotivasi siswa agar tidak takut dengan Corona. “Selain memotivasi siswa agar tidak takut Corona, agar mereka senang untuk divaksin. Dalangnya kan juga masih kecil, seusia anak-anak kami,” jelas Sumarno.Dalam acara vaksin tersebut Sumarno mengatakan, total yang mengikuti vaksin 98 siswa. “Ini vaksin kedua. Dari SD ada 92 siswa dan TK ada 6 siswa. Ada satu siswa kami yang tidak bisa ikut karena sakit,” tutur dia.Selain mengundang dalang cilik, petugas yang membantu vaksinasi Covid-19 juga berpakaian layaknya anak SD. Mereka berbaju putih dengan bawahan merah, tak lupa pula topi dan dasi SD berwarna merah.“Itu yang memakai perangkat desa ya. Tujuannya untuk lebih menarik perhatian anak-anak. Supaya siswa kami antusias vaksin dan mendapat hiburan yang langka,” ungkapnya.Sumarno berharap pertunjukan wayang saat vaksinasi anak usia 6-11 tahun itu dapat mendorong minat anak sejak dini terhadap wayang. “Sehingga nantinya, selain anak-anak mendapat vaksin dosis kedua, juga termotivasi untuk melestarikan budaya jawa,” harapnya. Penulis: Dani AgusEditor: Dani AgusSumber:
solopos.com
[caption id="attachment_271497" align="alignleft" width="1890"]

Foto: Dalang cilik saat dihadirkan dalam vaksinasi anak di Nogosari, Boyolali (emsatunews.co.id)[/caption]
MURIANEWS, Boyolali- Seorang dalang cilik dihadirkan dalam kegiatan vaksinasi anak usia 6-11 tahun di SDN 01 Keyongan, Nogosari, Boyolali
. Dihadirkannya dalang cilik ini bertujuan untuk menyemangai para siswa agar tidak takut saat disuntik vaksin Covid-19.
Dalang cilik yang dihadirkan baru berusia enam tahun dan berasal dari Nogosari. Dalang cilik ini dikenal dengan nama Ki Kondang Kalimosodo.
”Saya menampilkan wayang kulit dengan lakon terbunuhnya Corona. Ini untuk menghibur teman-teman agar tidak takut. Saya juga enggak takut, sudah vaksin dua kali. Belajarnya dari bapak,” kata dalang cilik penggemar tokoh Anoman tersebut kepada wartawan sesaat setelah pementasan, seperti dikutip dari
Solopos.com, Kamis (10/2/2022).
Baca juga: Dalang Cilik Ramaikan Pentas Wayang Kulit Virtual Sambut HUT Kudus
Ternyata, darah seni mengalir dari sang ayah yang juga seorang dalang. Ayahnya, Ki Gondo Wartoyo adalah seorang dalang asal Boyolali.
“Dia mendalang sudah sejak kecil. Bahkan, saat bicaranya masih pelo. Kemudian tadi pentasnya sekitar 15 menit,” jelas Ki Gondo.
Ki Gondo Wartoyo mengatakan, persiapan yang dilakukan sang anak cukup singkat. Yakni, hanya sehari sebelum acara pementasan.
“Kemarin yang mengajari, belajarnya hanya 30 menit. Anak saya sebelumnya sudah tampil di beberapa tempat, pernah di Karanganyar, Semarang, Boyolali juga. Kalau tampil pertama dulu di Karanganyar saat hajatan kampung, waktu itu umurnya 3 tahun,” jelasnya.
Dalam pementasan dalang cilik tersebut Ki Gondo mengatakan, hal yang ingin disampaikan adalah jangan takut dengan Corona. “Pesan yang ingin disampaikan intinya sebenarnya kita tidak perlu takut Corona, tapi anjuran pemerintah untuk vaksin sebagai kekebalan tubuh harus dilaksanakan,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala SDN 1 Keyongan, Nogosari, Boyolali, Sumarno mengatakan, alasan menanggap dalang cilik untuk memotivasi siswa agar tidak takut dengan Corona. “Selain memotivasi siswa agar tidak takut Corona, agar mereka senang untuk divaksin. Dalangnya kan juga masih kecil, seusia anak-anak kami,” jelas Sumarno.
Dalam acara vaksin tersebut Sumarno mengatakan, total yang mengikuti vaksin 98 siswa. “Ini vaksin kedua. Dari SD ada 92 siswa dan TK ada 6 siswa. Ada satu siswa kami yang tidak bisa ikut karena sakit,” tutur dia.
Selain mengundang dalang cilik, petugas yang membantu vaksinasi Covid-19 juga berpakaian layaknya anak SD. Mereka berbaju putih dengan bawahan merah, tak lupa pula topi dan dasi SD berwarna merah.
“Itu yang memakai perangkat desa ya. Tujuannya untuk lebih menarik perhatian anak-anak. Supaya siswa kami antusias vaksin dan mendapat hiburan yang langka,” ungkapnya.
Sumarno berharap pertunjukan wayang saat vaksinasi anak usia 6-11 tahun itu dapat mendorong minat anak sejak dini terhadap wayang. “Sehingga nantinya, selain anak-anak mendapat vaksin dosis kedua, juga termotivasi untuk melestarikan budaya jawa,” harapnya.
Penulis: Dani Agus
Editor: Dani Agus
Sumber:
solopos.com