Kamis, 20 November 2025


MURIANEWS, Karanganyar — Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar mencatat enam pasien Covid-19 meninggal dunia dalam kurun waktu sepekan terakhir.

Dari keenam pasien yang meninggal, mayoritas merupakan warga lanjut usia (lansia) dan memiliki penyakit penyerta atau komorbid

Kepala DKK Karanganyar, Purwati membenarkan angka kematian tersebut. Ia juga mengakui pasien yang meninggal kebanyakan lansia dan memiliki komorbit, mulai dari diabetes hingga gagal ginjal.

Baca: Catat! Plasma Konvalesen dan 4 Obat Ini Tak Bisa Lagi Dijadikan Obat Pasien Covid-19

”Paling banyak diabetes. Tapi ada juga yang kanker, jantung, dan gagal ginjal,” katanya seperti dikutip Solopos.com, Jumat (18/2/2022).

Dalam kasus kematian ini, Dinkes mendata tiga orang yang meninggal belum menerima suntikan vaksin Covid-19 dosis satu maupun dua. Mereka belum divaksin karena tidak memenuhi syarat vaksin Covid-19, seperti sedang dalam kondisi sakit dan hipertensi.

Purwati menambahkan kasus meninggal lain ditemukan pada warga yang telah menerima vaksin primer. “Jadi ada (kasus kematian)yang belum vaksin sama sekali, sudah vaksin satu kali bahkan dua kali. Tapi mereka semua punya komorbid,” tutur dia.

Ia menyebut komorbid atau penyakit penyerta akan memperparah kondisi pasien saat terpapar Corona. Untuk menekan angka kematian ini, pihaknya tak henti-hentinya mengingatkan warga mematuhi protokol kesehatan (prokes).

Baca: Ganjar Lapor Jokowi Skenario Jika Terjadi Lonjakan Covid-19

Seperti, menggunakan masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, dan rajin mencuci tangan.Selain itu, DKK juga terus berupaya mengejar percepatan vaksinasi Covid-19 baik primer atau dosisi satu dan dua maupun booster. “Untuk mengejar vaksin primer saja kami sampai menberikan iming-iming hadiah. Upaya kami sudah lakukan terus agar capaian vaksinasi bisa 100 persen,” ujar Purwati.Wakil Ketua DPRD Karanganyar, Rohadi Widodo, meminta DKK masif melaksanakan 3T, yakni tracing, testing dan treatment untuk menekan penyebaran Covid-19. Selama ini, menurut Rohadi, tracing hanya dilakukan pada objek terpapar dan kontak erat.Baca: Duh, Delapan Pegawai Diskopnaker Boyolali Positif CovidNamun, lanjut dia, 3T belum serius dilakukan karena belum melakukan pengambilan sampel secara acak. “Tracingnya belum diperluas. Diperlukan pula testing secara random. Mengingat kasusnya naik drastis. Saya yakin jumlah yang terpapar lebih banyak di luar sana jika dibandingkan angka tracing kontak erat,” ungkap Rohadi.Sementara itu, merujuk data DKK Karanganyar hingga Kamis (17/2/2022) kemarin, terdata 1.265 kasus positif aktif Covid-19 di Karanganyar.Perinciannya, 1.091 orang menjalani isolasi mandiri (isoman) dan 174 orang dirawat di rumah sakit rujukan. Terjadi penambahan 190 kasus positif Corona pada Kamis. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber: Solopos.com

Baca Juga

Komentar

Terpopuler