Upacara Melasti Umat Hindu di Umbul Siti Inggil Boyolali Digelar Sederhana
Murianews
Sabtu, 26 Februari 2022 20:52:41
MURIANEWS, Boyolali – Upacara Melasti atau upacara penyucian diri untuk menyambut Hari Raya Nyepi yang digelar umat Hindu Boyolali di Umbul Siti Inggil di Desa Bendan, Kacematan Banyudono berlangsung sederhana lantaran Covid-19. Meski begitu acara tetap khidmat dan diikuti para jemaat.
Pendeta Sutarto, yang memimpin upacara mengatakan upacara melasti telah menjadi tradisi dan ada terkait dengan apa yag sudah dilakukan umat Hindu sejak dulu.
”Upacara melasti itu digelar dalam beberapa rangkaian acara, antara lain pembukaan, sambutan, puja tirta dan sembahyangan, hingga ritual pengambilan air suci di mata air Umbul Siti Inggil,” katanya seperti dikutip
Solopos.com, Sabtu (26/2/2022).
Sutarto mengatakan pengambilan air suci, atau mendhak tirta, bertujuan sebagai sarana pembersihan lahir dan batin bagi umat Hindu.
“Sebab melalui air atau tirta inilah dunia itu terus dibersihkan, termasuk mikrokosmos dunia yang terdiri dalam diri kita juga bisa disucikan dengan mengambil air suci,” katanya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan air adalah kehidupan, seperti amerta yang berasal dari kata a berarti tidak, dan merta adalah mati, yang digabungkan menjadi tidak mati. Oleh karenanya, siapapun yang terkena air suci, paling tidak keselamatan, kedamaian, dan kesehatan akan menyertai.
“Mudah-mudahan dalam mengambil air ini ada hikmah seperti ini [keselamatan, kedamaian, dan kesehatan akan menyertai],” kata Sutarto.
Selanjutnya Sutarto menjelaskan, air suci yang telah diambil akan ditampung di pura masing-masing, dan digunakan menyelesaikan upacara pecaruan atau mecaru.“Lebih-lebih dalam suasana pandemi seperti ini memang kami tidak membuat sedemikian besar [rangkaian upacara Nyepi], tapi sangat-sangat sederhana, dan umat pun kita batasi. Kalau dulu pakai prosesi arak-arakan dan sebagainya, tapi kita menyesuaikan dengan prokes yang ada, keselamatan jiwa sangat diutamakan,” jelasnya.Dia berharap kegiatan yang dilakukan dapat menjadi dampak yang positif, karena dukungan dari berbagai pihak seperti Kepala Desa Bendan, pencinta sungai, sanitasi dan lingkungan hidup, yang turut berkolaborasi dalam terselenggaranya acara tersebut.Kepala Desa Bendan, Teguh Rahayu, mengatakan pihaknya mendukung penuh kegiatan yang dilakukan umat Hindu Banyudono Boyolali tersebut.“Dalam kegiatan ini, kami membantu perayaan dengan memberikan support dan ikut bergotong royong, menganggarkan setiap tahunnya untuk pendanaan perayaan keagamaan ini,” kata Teguh. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber:
Solopos.com
[caption id="attachment_275020" align="alignleft" width="880"]

Umat Hindu di Boyolali saat menggelar upacara melasti menyambut Hari Raya Nyepi, Sabtu (26/2/2022). (Solopos.com - Magdalena Naviriana Putri)[/caption]
MURIANEWS, Boyolali – Upacara Melasti atau upacara penyucian diri untuk menyambut Hari Raya Nyepi yang digelar umat Hindu Boyolali di Umbul Siti Inggil di Desa Bendan, Kacematan Banyudono berlangsung sederhana lantaran Covid-19. Meski begitu acara tetap khidmat dan diikuti para jemaat.
Pendeta Sutarto, yang memimpin upacara mengatakan upacara melasti telah menjadi tradisi dan ada terkait dengan apa yag sudah dilakukan umat Hindu sejak dulu.
”Upacara melasti itu digelar dalam beberapa rangkaian acara, antara lain pembukaan, sambutan, puja tirta dan sembahyangan, hingga ritual pengambilan air suci di mata air Umbul Siti Inggil,” katanya seperti dikutip
Solopos.com, Sabtu (26/2/2022).
Sutarto mengatakan pengambilan air suci, atau mendhak tirta, bertujuan sebagai sarana pembersihan lahir dan batin bagi umat Hindu.
“Sebab melalui air atau tirta inilah dunia itu terus dibersihkan, termasuk mikrokosmos dunia yang terdiri dalam diri kita juga bisa disucikan dengan mengambil air suci,” katanya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan air adalah kehidupan, seperti amerta yang berasal dari kata a berarti tidak, dan merta adalah mati, yang digabungkan menjadi tidak mati. Oleh karenanya, siapapun yang terkena air suci, paling tidak keselamatan, kedamaian, dan kesehatan akan menyertai.
“Mudah-mudahan dalam mengambil air ini ada hikmah seperti ini [keselamatan, kedamaian, dan kesehatan akan menyertai],” kata Sutarto.
Selanjutnya Sutarto menjelaskan, air suci yang telah diambil akan ditampung di pura masing-masing, dan digunakan menyelesaikan upacara pecaruan atau mecaru.
“Lebih-lebih dalam suasana pandemi seperti ini memang kami tidak membuat sedemikian besar [rangkaian upacara Nyepi], tapi sangat-sangat sederhana, dan umat pun kita batasi. Kalau dulu pakai prosesi arak-arakan dan sebagainya, tapi kita menyesuaikan dengan prokes yang ada, keselamatan jiwa sangat diutamakan,” jelasnya.
Dia berharap kegiatan yang dilakukan dapat menjadi dampak yang positif, karena dukungan dari berbagai pihak seperti Kepala Desa Bendan, pencinta sungai, sanitasi dan lingkungan hidup, yang turut berkolaborasi dalam terselenggaranya acara tersebut.
Kepala Desa Bendan, Teguh Rahayu, mengatakan pihaknya mendukung penuh kegiatan yang dilakukan umat Hindu Banyudono Boyolali tersebut.
“Dalam kegiatan ini, kami membantu perayaan dengan memberikan support dan ikut bergotong royong, menganggarkan setiap tahunnya untuk pendanaan perayaan keagamaan ini,” kata Teguh.
Penulis: Supriyadi
Editor: Supriyadi
Sumber:
Solopos.com