Wayang Semar Setinggi Lima Meter Dikirab di Solo, Ini Tujuannya
Murianews
Selasa, 15 Maret 2022 16:39:42
MURIANEWS, Solo – Wayang Semar raksasa setinggi lima meter dikirab dari Museum Keris menuju Museum Radya Pusaka Solo, Selasa (15/3/2022). Kirab tersebut digelar dengan tujuan melestarikan kebudayaan, khususnya wayang yang kini hampir punah.
Koordinator Lapangan Kirab, I Putu Sentosa Nugroho mengatakan, kirab wayang semar yang digelar merupakan bagian dari Kirab Jaga Wayang.
Baca:
Viral Video Ceramah Khalid Basalamah Wayang Haram”Kirab ini adalah bentuk ikhtiar untuk melestarikan wayang. Konsepnya kami untuk melestarikan wayang dan juga ada kirab bendera merah putih sepanjang 1.000 meter dan diarak dari Museum Keris menuju Museum Radya Pustaka,” katanya seperti dikutip
Solopos.com.
Ketua panitia penyelenggara Kirab Jaga Wayang, Gress Raja, mengatakan acara terdiri dari kirab budaya di mana wayang semar setinggi lima meter, gunungan, wayang kecil, dan bendera 1.000 meter di kirab dari Museum Keris sampai Museum Radya Pustaka Solo.
“Bendera yang panjangnya 1.000 meter menggambarkan semangat spirit jiwa harus tetap dipertahankan khususnya untuk menjaga budaya dan kelestarian wayang,” ucapnya kepada Solopos.com, di Museum Keris, Solo.
Baca:
Lama Nganggur, Seniman Wayang Kulit Grobogan Akhirnya Dapat TanggapanUntuk memenuhi aturan protokol kesehatan, peserta kirab dibatasi hanya 200 orang. “Kami hanya dua jam, berangkat pukul 09.00 WIB sampai 11.00 WIB, sesuai dengan protokol kesehatan hanya 200 orang saja yang mengikuti kirab ini,” katanya.
Saat tiba di Museum Radya Pustaka kirab dilanjutkan dengan acara Sambung Rasa dalam arti saling bersinergi. “Kami membawa dan menciptakan kekuatan energi bersama, mendukung pemerintah dan diserahkan kepada Dinas Kebudayaan energi itu supaya pelestarian budaya bisa secara sistematis dan pasti dilakukan oleh Dinas Kebudayaan untuk generasi penerus muda,” ujarnya.Sementara itu, wayang semar raksasa setinggi lima meter itu terdiri atas 11 lembar kulit kerbau yang dikirab di Solo, Selasa, dibuat oleh Margono, pendiri Sanggar Wayang Gogon. Wayang tersebut dibuat pada 2012.Baca:
Gol Semata Wayang Faris Bawa Persipa Melesat“Sudah berusia 10 tahun dan sudah berkeliling sampai 56 lokasi di kota-kota atau pun daerah-daerah diantaranya juga ada wayang masuk sekolah ada kirab budaya, dan lain sebagainya,” ucapnya kepada Solopos.com.Margono mengatakan perjalanan wayang semar dimulai pada 2013 dan diterima Presiden Joko Widodo di Jakarta saat masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta pada 11 Desember 2013.“Setelah itu kami keliliing ke daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Bali. Saat ini sudah mencapai titik ke 56,” katanya. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber:
Solopos.com
[caption id="attachment_278169" align="alignleft" width="880"]

Seluruh peserta dan panitia Kirab Jaga Wayang duduk bersila mengelilingi wayang semar di halaman Museum Keris, Solo. Selasa (15/3/2022). (Solopos/Siti Nur Aziza)[/caption]
MURIANEWS, Solo – Wayang Semar raksasa setinggi lima meter dikirab dari Museum Keris menuju Museum Radya Pusaka Solo, Selasa (15/3/2022). Kirab tersebut digelar dengan tujuan melestarikan kebudayaan, khususnya wayang yang kini hampir punah.
Koordinator Lapangan Kirab, I Putu Sentosa Nugroho mengatakan, kirab wayang semar yang digelar merupakan bagian dari Kirab Jaga Wayang.
Baca:
Viral Video Ceramah Khalid Basalamah Wayang Haram
”Kirab ini adalah bentuk ikhtiar untuk melestarikan wayang. Konsepnya kami untuk melestarikan wayang dan juga ada kirab bendera merah putih sepanjang 1.000 meter dan diarak dari Museum Keris menuju Museum Radya Pustaka,” katanya seperti dikutip
Solopos.com.
Ketua panitia penyelenggara Kirab Jaga Wayang, Gress Raja, mengatakan acara terdiri dari kirab budaya di mana wayang semar setinggi lima meter, gunungan, wayang kecil, dan bendera 1.000 meter di kirab dari Museum Keris sampai Museum Radya Pustaka Solo.
“Bendera yang panjangnya 1.000 meter menggambarkan semangat spirit jiwa harus tetap dipertahankan khususnya untuk menjaga budaya dan kelestarian wayang,” ucapnya kepada Solopos.com, di Museum Keris, Solo.
Baca:
Lama Nganggur, Seniman Wayang Kulit Grobogan Akhirnya Dapat Tanggapan
Untuk memenuhi aturan protokol kesehatan, peserta kirab dibatasi hanya 200 orang. “Kami hanya dua jam, berangkat pukul 09.00 WIB sampai 11.00 WIB, sesuai dengan protokol kesehatan hanya 200 orang saja yang mengikuti kirab ini,” katanya.
Saat tiba di Museum Radya Pustaka kirab dilanjutkan dengan acara Sambung Rasa dalam arti saling bersinergi. “Kami membawa dan menciptakan kekuatan energi bersama, mendukung pemerintah dan diserahkan kepada Dinas Kebudayaan energi itu supaya pelestarian budaya bisa secara sistematis dan pasti dilakukan oleh Dinas Kebudayaan untuk generasi penerus muda,” ujarnya.
Sementara itu, wayang semar raksasa setinggi lima meter itu terdiri atas 11 lembar kulit kerbau yang dikirab di Solo, Selasa, dibuat oleh Margono, pendiri Sanggar Wayang Gogon. Wayang tersebut dibuat pada 2012.
Baca:
Gol Semata Wayang Faris Bawa Persipa Melesat
“Sudah berusia 10 tahun dan sudah berkeliling sampai 56 lokasi di kota-kota atau pun daerah-daerah diantaranya juga ada wayang masuk sekolah ada kirab budaya, dan lain sebagainya,” ucapnya kepada Solopos.com.
Margono mengatakan perjalanan wayang semar dimulai pada 2013 dan diterima Presiden Joko Widodo di Jakarta saat masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta pada 11 Desember 2013.
“Setelah itu kami keliliing ke daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Bali. Saat ini sudah mencapai titik ke 56,” katanya.
Penulis: Supriyadi
Editor: Supriyadi
Sumber:
Solopos.com