Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Solo — Naiknya harga Pertamax menjadi Rp 16.000 per liter membuat driver ojek online (Ojol) kelimpungan. Pasalnya, harga tersebut dinilai terlalu tinggi, sementara motor atau mobil yang digunakan sudah terlanjur menggunakan Pertamax.

Jumadi (34), driver ojol mengaku kenaikan harga yang ditetapkan pemerintah terlalu tinggi. Sementara motor yang digunakan sudah terbiasa menggunakan Pertamax.

“Dari awal saya beli motor ini, saya isi Pertamax terus. Adanya kenaikan ini saya juga kaget, malah denger-denger naik jadi Rp16.000,” katanya seperti dikutip Solopos.com di Gelora Manahan, Minggu (3/4/2022).

Jumadi pun mengaku akan mempertimbangkan untuk beralih menggunakan Pertalite, karena dengan selisih harga tersebut tentu memotong penghasilannya sehari-hari.

“Ya mungkin ini jadi keputusan yang sulit, karena yang awalnya hanya sekitar Rp 9.000 jadi naik Rp 12.500, wis angel,” ungkapnya.

Hal senada diungkapkan Darsono (38). Pria yang juga bekerja sebagai driver ojol itu mengaku keberatan dengan kenaikan harga Pertamax.

”Keberatan. Dari dulu kendaraan saya sudah menggunakan Pertamax. Apalagi pekerjaan saya setiap hari tentunya membutuhkan bahan bakar, walaupun kenaikannya hanya Rp 3 ribu saja tapi menurut saya itu juga terasa,”terangnya.

Driver ojol lainnya di Terminal Tirtonadi, Subarkah, 43, mengaku langsung pindah haluan menggunakan BBM jenis Pertalite sejak harga Pertamax diumumkan naik.

”Saya langsung pindah menggunakan Pertalite. Sebenarnya motor saya hitungannya masih baru, sayang juga. Tapi ya mau gimana lagi, kami hanya ojek online. penghasilan juga tidak menentu,” ujarnya.Ketua Hiswana Migas Solo, Budi Prasetyo, mengatakan rata-rata pengguna Pertamax adalah dari golongan menengah ke atas dan mereka yang peduli dengan mesin kendaraan agar tetap awet.”Penggunanya dari kalangan menengah ke atas dan orang yang sayang terhadap kendaraannya, bahkan pada tanki kendaraan sudah tertulis diisi bahan bakar RON 92 atau RON 95,” jelasnya.Berdasarkan data dari Hiswana Migas Solo, Konsumsi Pertamax di Keresidenan Solo pada 2021 mencapai 178540 KL. Budi menjelaskan, migrasi Bio Solar maupun Pertalite akan disuplai sebanyak-banyaknya sesuai dengan kebutuhan untuk mengantisipasi akibat kenaikan Pertamax.“Sampai saat itu masih bisa kami tanggulangi karena stok di Pertamina masih ada dan akan disuplai sebanyak-banyaknya sesuai kebutuhan, tidak sampai langka yang masyarakatnya sampai berjejer-jejer, masih aman,” jelasnya.Budi menghimbau agar masyarakat menggunan BBM sesuai dengan spesifikasi kendaraan. “Saya imbau kepada masyarakat agar menggunakan BBM sesuai dengan spesifikasi kendaraannya agar awet, ramah lingkungan, khususnya juga untuk kalangan menengah ke atas,” ungkapnya. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber: Solopos.com

Baca Juga

Komentar

Terpopuler