Dua Tahun, 1.175 Calhaj Asal Sragen Tertunda Berangkat ke Tanah Suci
Murianews
Jumat, 15 April 2022 21:58:44
MURIANEWS, Sragen — Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sragen mencatat ada 1.175 calon haji (calhaj) asal Sragen yang tertunda keberangkatannya ke Tanah Suci. Pasalnya, seribuan calhaj tersebut harusnya sudah berangkat jika tidak ada pandemi.
Sementara itu, hingga 2022 ini mereka masih menunggu mengingat alokasi haji yang dibuka Kerajaan Arab Saudi hanya 1 juta orang sedunia. Praktis jumlah tersebut dimungkinkan akan bertambah.
Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kemenag Sragen, Ahmad Ulin Nur Hafsun, mengatakan, awalnya jumlah calon haji yang tertunda pemberangkatannya di 2020 sebanyak 1.192 orang.
Selama masa pandemi Covid-19 tidak ada pemberangkatan calon haji hingga tahun 2021, jumlah itu berkurang menjadi 1.178 orang. Berkurangnya jumlah calon haji di Sragen itu karena meninggal dunia dan sakit permanen yang tidak memungkinkan berangkat.
Kemudian pada 2022 ini, sebut dia, jumlah calon haji yang tertunda pemberangkatannya berkurang lagi tinggal 1.175 orang.
“Calon haji yang meninggal dan sakit permanen itu kemudian porsinya dilimpahkan kepada ahli warisnya. Sebanyak 1.175 orang calon haji ini siap berangkat ke Tanah Suci. Persyaratan mereka sudah lengkap. Mereka tinggal menunggu penetapan kuota haji untuk Indonesia dari Arab Saudi. Alokasi kuota haji untuk seluruh dunia pada 2022 ini hanya 1 juta orang. Kalau di 2019 lalu, kuota sedunia itu 2,4 juta,” katanya seperti dikutip
Solopos.com.
Selama menunggu pemberangkatan, ujar dia, mereka tetap mendapat bimbingan manasik haji sepanjang tahun. Dia menjelaskan ketika sebelum pandemi manasik haji bisa dilakukan secara luring di setiap kecamatan. Ketika memasuki masa pandemi, ujar dia, manasik dilakukan lewat daring.
Ulin menerangkan pendaftaran calon haji masih terus berjalan sampai sekarang. Dia menerangkan jumlah pendaftar haji pada 2020 sebanyak 1.730 orang, pada 2021 sebanyak 1.000 orang, dan pada 2022 masih terus berjalan.Dia mengatakan bagi pendaftar calon haji pada tahun ini maka pemberangkatannya dimungkinkan pada 2050 mendatang, atau 28 tahun mendatang. Karena dua tahun pandemi tidak ada pemberangkatan haji, ujar dia, maka daftar tunggu haji itu bertambah lama sampai 30 tahun.“Atas dasar itulah, pemerintah membuat kebijakan memudahkan calon haji. Calon haji yang wafat atau sakit permanen bisa dilimpahkan porsinya kepada suami, istri, ayah, ibu, anak kandung, atau saudara kandung yang disetujui melalui surat kuasa oleh ahli waris. Jadi semua ahli waris harus tanda tangan persetujuan,” jelasnya.Dia mengungkapkan ada calon haji yang tertunda pemberangkatannya itu yang berumur 94 tahun tetapi ada yang baru berumur 18 tahun. Dia mengatakan calon haji yang berumur 94 tahun itu kalau tidak di Gesi kemungkinan di Sukodono dan belum ada laporan yang bersangkutan meninggal dunia. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber:
Solopos.com
[caption id="attachment_168202" align="alignleft" width="1280"]

Ilustrasi. Manasik haji. (Dok/MURIANEWS).[/caption]
MURIANEWS, Sragen — Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sragen mencatat ada 1.175 calon haji (calhaj) asal Sragen yang tertunda keberangkatannya ke Tanah Suci. Pasalnya, seribuan calhaj tersebut harusnya sudah berangkat jika tidak ada pandemi.
Sementara itu, hingga 2022 ini mereka masih menunggu mengingat alokasi haji yang dibuka Kerajaan Arab Saudi hanya 1 juta orang sedunia. Praktis jumlah tersebut dimungkinkan akan bertambah.
Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kemenag Sragen, Ahmad Ulin Nur Hafsun, mengatakan, awalnya jumlah calon haji yang tertunda pemberangkatannya di 2020 sebanyak 1.192 orang.
Selama masa pandemi Covid-19 tidak ada pemberangkatan calon haji hingga tahun 2021, jumlah itu berkurang menjadi 1.178 orang. Berkurangnya jumlah calon haji di Sragen itu karena meninggal dunia dan sakit permanen yang tidak memungkinkan berangkat.
Kemudian pada 2022 ini, sebut dia, jumlah calon haji yang tertunda pemberangkatannya berkurang lagi tinggal 1.175 orang.
“Calon haji yang meninggal dan sakit permanen itu kemudian porsinya dilimpahkan kepada ahli warisnya. Sebanyak 1.175 orang calon haji ini siap berangkat ke Tanah Suci. Persyaratan mereka sudah lengkap. Mereka tinggal menunggu penetapan kuota haji untuk Indonesia dari Arab Saudi. Alokasi kuota haji untuk seluruh dunia pada 2022 ini hanya 1 juta orang. Kalau di 2019 lalu, kuota sedunia itu 2,4 juta,” katanya seperti dikutip
Solopos.com.
Selama menunggu pemberangkatan, ujar dia, mereka tetap mendapat bimbingan manasik haji sepanjang tahun. Dia menjelaskan ketika sebelum pandemi manasik haji bisa dilakukan secara luring di setiap kecamatan. Ketika memasuki masa pandemi, ujar dia, manasik dilakukan lewat daring.
Ulin menerangkan pendaftaran calon haji masih terus berjalan sampai sekarang. Dia menerangkan jumlah pendaftar haji pada 2020 sebanyak 1.730 orang, pada 2021 sebanyak 1.000 orang, dan pada 2022 masih terus berjalan.
Dia mengatakan bagi pendaftar calon haji pada tahun ini maka pemberangkatannya dimungkinkan pada 2050 mendatang, atau 28 tahun mendatang. Karena dua tahun pandemi tidak ada pemberangkatan haji, ujar dia, maka daftar tunggu haji itu bertambah lama sampai 30 tahun.
“Atas dasar itulah, pemerintah membuat kebijakan memudahkan calon haji. Calon haji yang wafat atau sakit permanen bisa dilimpahkan porsinya kepada suami, istri, ayah, ibu, anak kandung, atau saudara kandung yang disetujui melalui surat kuasa oleh ahli waris. Jadi semua ahli waris harus tanda tangan persetujuan,” jelasnya.
Dia mengungkapkan ada calon haji yang tertunda pemberangkatannya itu yang berumur 94 tahun tetapi ada yang baru berumur 18 tahun. Dia mengatakan calon haji yang berumur 94 tahun itu kalau tidak di Gesi kemungkinan di Sukodono dan belum ada laporan yang bersangkutan meninggal dunia.
Penulis: Supriyadi
Editor: Supriyadi
Sumber:
Solopos.com