Belum Sepekan Dibuka, 1 Sapi di Pasar Hewan Sragen Terkonfirmasi PMK

Murianews
Jumat, 15 Juli 2022 18:18:04


[caption id="attachment_292852" align="alignleft" width="1280"]
Petugas memeriksa sapi yang diperjual belikan belum lama ini. (Murianews/Vega Ma’arijil Ula)[/caption]
MURIANEWS, Sragen — Belum ada sepekan dibuka, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Sragen menemukan satu sapi yang dijual di Pasar Hewan Nglangon terkonfirmasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Jumat (15/7/2022).
Akibatnya, sapi tersebut langsung dipulangkan dan diminta untuk dikarantina supaya tak menyebar. Sapi tersebut diketahui milik pedagang asal Bangak, Kelurahan Sine, Kecamatan Sragen.
Kabid Kesehatan Hewan Disnakkan Sragen, drh. Toto Sukarno, menerangkan temuan sapi terindikasi PMK itu berawal saat timnya mengawasi penerapan protokol kesehatan.
”Sasarannya Pasar Hewan Nglangon dan Pasar Hewan Sumberlawang. Pada Jumat ini bersamaan dengan hari pasaran Pahing di kedua pasar tersebut,” katanya seperti dikutip Solopos.com.
Ia menjelaskan, Pemkab Sragen memang sudah kembali membuka pasar hewan mulai Senin (11/7/2022) setelah sempat ditutup selama beberapa pekan akibat PMK. Pasar Hewan Nglangon dan Pasar Hewan Sumberlawang kali pertama dibuka lagi pada Jumat ini.
”Ada dua tim yang ditugaskan memantau di dua pasar tersebut. Ia bersama Kepala Disnakan Sragen, Rina Wijaya, mengecek ke Pasar Nglangon,” ungkapnya.
Saat pengawasan itu, pihaknya menemukan seekor sapi teridentifikasi PMK. Sapi itu semula berasal dari Plupuh terus dibeli pedagang asal Bangak, Sine.
”Setelah diperiksa ditemukan ada lendir di mulutnya. Setelah diperiksa ternyata mengarah ke PMK. Kemudian sapi dievakuasi dan dibawa pulang oleh pedagang yang bersangkutan,” ujarnya.
Toto menerangkan sebenarnya setiap sapi dan kendaraan pengangkut begitu datang ke pasar hewan harus langsung disemprot disinfektan. Ini untuk mencegah penyebaran virus PMK.
Sapi yang terindikasi PMK itu itu lolos pemeriksaan karena saat penyemprotan disinfektan belum kelihatan gejalanya.
Lebih jauh, Toto menerangkan jumlah sapi diperjualbelikan di pasar hewan turun drastis. Biasanya saat hari pasaran bisa sampai 600 ekor. Tetapi pada saat pembukaan kali pertama hanya datang 100 ekor. Banyak pedagang yang datang tetapi tidak membawa sapi.
”Para pedagang masih lihat-lihat dan belum berani bawa sapi karena khawatir PMK. Demikian pula ada pembeli yang datang juga masih lihat-lihat, tidak berani beli, karena khawatir kena PMK,” ujarnya.
Disnakkan akan mengevaluasi pembukaan kembali pasar hewan. Selama ini perkembangan kasus PMK di Sragen mulai menurun.
Penulis: Supriyadi
Editor: Supriyadi
Sumber: Solopos.com

MURIANEWS, Sragen — Belum ada sepekan dibuka, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Sragen menemukan satu sapi yang dijual di Pasar Hewan Nglangon terkonfirmasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Jumat (15/7/2022).
Akibatnya, sapi tersebut langsung dipulangkan dan diminta untuk dikarantina supaya tak menyebar. Sapi tersebut diketahui milik pedagang asal Bangak, Kelurahan Sine, Kecamatan Sragen.
Kabid Kesehatan Hewan Disnakkan Sragen, drh. Toto Sukarno, menerangkan temuan sapi terindikasi PMK itu berawal saat timnya mengawasi penerapan protokol kesehatan.
”Sasarannya Pasar Hewan Nglangon dan Pasar Hewan Sumberlawang. Pada Jumat ini bersamaan dengan hari pasaran Pahing di kedua pasar tersebut,” katanya seperti dikutip Solopos.com.
Ia menjelaskan, Pemkab Sragen memang sudah kembali membuka pasar hewan mulai Senin (11/7/2022) setelah sempat ditutup selama beberapa pekan akibat PMK. Pasar Hewan Nglangon dan Pasar Hewan Sumberlawang kali pertama dibuka lagi pada Jumat ini.
”Ada dua tim yang ditugaskan memantau di dua pasar tersebut. Ia bersama Kepala Disnakan Sragen, Rina Wijaya, mengecek ke Pasar Nglangon,” ungkapnya.
Saat pengawasan itu, pihaknya menemukan seekor sapi teridentifikasi PMK. Sapi itu semula berasal dari Plupuh terus dibeli pedagang asal Bangak, Sine.
”Setelah diperiksa ditemukan ada lendir di mulutnya. Setelah diperiksa ternyata mengarah ke PMK. Kemudian sapi dievakuasi dan dibawa pulang oleh pedagang yang bersangkutan,” ujarnya.
Toto menerangkan sebenarnya setiap sapi dan kendaraan pengangkut begitu datang ke pasar hewan harus langsung disemprot disinfektan. Ini untuk mencegah penyebaran virus PMK.
Sapi yang terindikasi PMK itu itu lolos pemeriksaan karena saat penyemprotan disinfektan belum kelihatan gejalanya.
Lebih jauh, Toto menerangkan jumlah sapi diperjualbelikan di pasar hewan turun drastis. Biasanya saat hari pasaran bisa sampai 600 ekor. Tetapi pada saat pembukaan kali pertama hanya datang 100 ekor. Banyak pedagang yang datang tetapi tidak membawa sapi.
”Para pedagang masih lihat-lihat dan belum berani bawa sapi karena khawatir PMK. Demikian pula ada pembeli yang datang juga masih lihat-lihat, tidak berani beli, karena khawatir kena PMK,” ujarnya.
Disnakkan akan mengevaluasi pembukaan kembali pasar hewan. Selama ini perkembangan kasus PMK di Sragen mulai menurun.
Penulis: Supriyadi
Editor: Supriyadi
Sumber: Solopos.com