Kebo Bule Keraton Solo yang Terjangkit PMK Total Delapan Ekor
Murianews
Jumat, 22 Juli 2022 15:35:34
MURIANEWS, Solo – Setelah menemukan satu kebo bule bernama Nyai Apon mati karena diduga tekena Penyakit Mulut dan Kuku, pihak Keraton Surakarta Hadiningkrat atau Keraton Solo langsung melakukan pemeriksaan. Total ada delapan kebo bule yang diduga terjangkit PMK.
Delapan ekor kebo bule tersebut termasuk Nyai Apon yang terlebih dahulu mati, Kamis (21/7/2022) atau sepekan sebelum 1 suro.
Pernyataan tersebut diungkapkan langsung oleh Adik Paku Buwono (PB) XIII yang juga Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo, GKR Wandansari yang akrab disapa Gusti Moeng
Ia menjelaskan, setelah diperiksa petugas kesehatan hewan, ternyata ada tujuh kerbau lainnya yang juga terjangkit PMK, sehingga totalnya ada delapan kerbau yang kena.
”Total delapan kebo bule yang kena (PMK). Yang mati (Kamis) sore sudah dikuburkan, sedangkan tujuh yang kena ini sudah ditangani dengan tiga suntikan, vitamin, obat, dan antibiotik,” ujar Gusti Moeng.
Baca: Diduga Kena PMK, 1 Kebo Bule Milik Keraton Solo MatiIa berharap kerbau-kerbau itu bisa membaik karena ia mengaku sangat meyayangi mereka. Ia juga berpesan agar kerbau-kerbau yang sakit itu ditangani dengan baik dan terus dipantau perkembangannya.
Gusti Moeng menjelaskan total ada 22 ekor kebo bule keturunan Kiai Slamet yang dimiliki Keraton Solo saat ini. Tujuh ekor kerbau yang terkena PMK saat ini kondisinya lemas. Untuk sementara mereka tidak boleh dikunjungi apalagi sampai diberi makanan oleh pengunjung.
Kerbau-kerbau itu juga tidak boleh berkubang dulu di lumpur. ”Ya namanya PMK ini kan sebenarnya tidak menular ke manusia tapi justru manusia yang bisa membawa virusnya dan menulari ke hewan. Makanya sementara ini pengunjung tidak boleh memberi makan kerbau bule,” jelas Gusti Moeng.Menurutnya, tujuh kerbau yang terkena PMK, lima di antaranya di kandang sisi barat, sedangkan dua lainnya di Sitinggil. Kandang sisi barat berisi kerbau-kerbau yang sudah berumur. Kerbau-kerbau lain yang berusia muda dan dikandangkan di sisi timur mendekat ke tempat selatan Alkid tidak ada yang tertular.Sebelumnya, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo dirundung duka. Salah satu kebo bule keturunan Kiai Selamet tiba-tiba mati karena diduga terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Kamis (21/7/2022) pagi atau sepekan sebelum 1 SuroAdik Paku Buwono (PB) XIII yang juga Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo, GKR Wandansari yang akrab disapa Gusti Moeng membenarkan kabar tersebut. Kebo bule yang mati tersebut berjenis kelamin betina bernama Nyi Apon.”Usianya 20 tahun.
Konangannya (ketahuannya) Kamis pagi pukul 07.00 WIB, yang paling tua namanya Nyi Apon. Dulu lahirnya Ahad Pon, saya sendiri yang kasih nama itu,” katanya. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber: Solopos.com
[caption id="attachment_303759" align="alignleft" width="880"]

Ilustrasi kebo atau kerbau bule Keraton Solo. (Dok Solopos)[/caption]
MURIANEWS, Solo – Setelah menemukan satu kebo bule bernama Nyai Apon mati karena diduga tekena Penyakit Mulut dan Kuku, pihak Keraton Surakarta Hadiningkrat atau Keraton Solo langsung melakukan pemeriksaan. Total ada delapan kebo bule yang diduga terjangkit PMK.
Delapan ekor kebo bule tersebut termasuk Nyai Apon yang terlebih dahulu mati, Kamis (21/7/2022) atau sepekan sebelum 1 suro.
Pernyataan tersebut diungkapkan langsung oleh Adik Paku Buwono (PB) XIII yang juga Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo, GKR Wandansari yang akrab disapa Gusti Moeng
Ia menjelaskan, setelah diperiksa petugas kesehatan hewan, ternyata ada tujuh kerbau lainnya yang juga terjangkit PMK, sehingga totalnya ada delapan kerbau yang kena.
”Total delapan kebo bule yang kena (PMK). Yang mati (Kamis) sore sudah dikuburkan, sedangkan tujuh yang kena ini sudah ditangani dengan tiga suntikan, vitamin, obat, dan antibiotik,” ujar Gusti Moeng.
Baca: Diduga Kena PMK, 1 Kebo Bule Milik Keraton Solo Mati
Ia berharap kerbau-kerbau itu bisa membaik karena ia mengaku sangat meyayangi mereka. Ia juga berpesan agar kerbau-kerbau yang sakit itu ditangani dengan baik dan terus dipantau perkembangannya.
Gusti Moeng menjelaskan total ada 22 ekor kebo bule keturunan Kiai Slamet yang dimiliki Keraton Solo saat ini. Tujuh ekor kerbau yang terkena PMK saat ini kondisinya lemas. Untuk sementara mereka tidak boleh dikunjungi apalagi sampai diberi makanan oleh pengunjung.
Kerbau-kerbau itu juga tidak boleh berkubang dulu di lumpur. ”Ya namanya PMK ini kan sebenarnya tidak menular ke manusia tapi justru manusia yang bisa membawa virusnya dan menulari ke hewan. Makanya sementara ini pengunjung tidak boleh memberi makan kerbau bule,” jelas Gusti Moeng.
Menurutnya, tujuh kerbau yang terkena PMK, lima di antaranya di kandang sisi barat, sedangkan dua lainnya di Sitinggil. Kandang sisi barat berisi kerbau-kerbau yang sudah berumur. Kerbau-kerbau lain yang berusia muda dan dikandangkan di sisi timur mendekat ke tempat selatan Alkid tidak ada yang tertular.
Sebelumnya, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo dirundung duka. Salah satu kebo bule keturunan Kiai Selamet tiba-tiba mati karena diduga terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Kamis (21/7/2022) pagi atau sepekan sebelum 1 Suro
Adik Paku Buwono (PB) XIII yang juga Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo, GKR Wandansari yang akrab disapa Gusti Moeng membenarkan kabar tersebut. Kebo bule yang mati tersebut berjenis kelamin betina bernama Nyi Apon.
”Usianya 20 tahun.
Konangannya (ketahuannya) Kamis pagi pukul 07.00 WIB, yang paling tua namanya Nyi Apon. Dulu lahirnya Ahad Pon, saya sendiri yang kasih nama itu,” katanya.
Penulis: Supriyadi
Editor: Supriyadi
Sumber: Solopos.com