Melihat Desa Ramah Disabilitas di Klaten, Ada Pendampingan dari Pemprov Jateng
Murianews
Rabu, 31 Agustus 2022 22:43:18
MURIANEWS, Klaten – Kabupaten Klaten, Jawa Tengah kini memiliki Desa Ramah Disabilitas. Yakni, Desa Birit di Kecamatan Wedi.
Desa Birit mencanangkan diri menjadi Desa Ramah Disabilitas berkat dampingan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Ada sekitar 30 disabilitas yang tergabung dalam Komunitas Satu Hati, mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Desa setempat.
Kepala Desa Birit Sukadi Danang Witono mengatakan, pencanangan Desa Ramah Disabilitas dilakukan, beberapa waktu. Hal itu lantaran mendapat pemdampingan dari Balai Kesehatan Masyarakat (Balkesmas) Wilayah Klaten Pemprov Jateng.
Baca juga: Tingkatkan Kontribusi Pramuka, Ganjar Ingin Lebih Banyak Praktik Baik Dilakukan ”Ceritanya di sini ada Komunitas Satu Hati yang menjadi wadah teman-teman disabilitas. Lalu, kami mendapat pendampingan dari Belkesmas. Selama satu tahun kemudian muncul gagasan launching Desa Ramah Disabilitas,” ujarnya, Rabu (31/8/2022).
Pencanangan Desa Ramah Disabilitas bukan hanya slogan belaka. Pemerintah Desa Birit juga memberikan kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada disabilitas.
”Komunitas Satu Hati ini sebenarnya sudah lama ada. Nah, ketika saya menjadi kepala desa saya tergugah untuk memikirkan ikut bergabung dengan teman disabilitas,” lanjutnya.
Tiap tahun, pihaknya menganggarkan Rp 15 juta untuk kegiatan para penyandang disabilitas. Dan, tahun ini anggaran naik menjadi Rp 20 juta per tahun.
Tiap tahun, pihaknya menganggarkan Rp 15 juta untuk kegiatan para penyandang disabilitas. Dan, tahun ini anggaran naik menjadi Rp 20 juta per tahun.”Kita anggarkan buat pelatihan-pelatihan, tapi sempat terhenti karena pandemi. Tahun ini kita anggarkan Rp 20 juta, dibuat peternakan ayam,” tuturnya.Bukan hanya itu, Pemdes juga memberikan kemudahan bagi disabilitas. Seperti sarana dan prasarana termasuk poli kesehatan.”Ada polindes bagi kaum difabel. Dan, kalau mengurus administrasi kami jemput bola, kami yang datang ke rumah biar mudah,” terangnya.Pihaknya berharap, pencanangan Desa Ramah Disabilitas tersebut mampu menginspirasi daerah lain. ”Semoga ini bisa mengajak daerah lain untuk memperhatikan teman-teman disabilitas,” imbuhnya.Sudarmono, anggota Komunitas Satu Hati mengaku menemukan semangat hidup setelah mengikuti komunitas tersebut. ”Saya menemukan semangat hidup setelah bertemu teman-teman di sini,” katanya. Penulis: Dani AgusEditor: Dani Agus
[caption id="attachment_312652" align="alignleft" width="1600"]

Foto: Basecamp Komunitas Disabilitas di Desa Birit, Kecamatan Wedi, Klaten. (Istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Klaten – Kabupaten Klaten, Jawa Tengah kini memiliki Desa Ramah Disabilitas. Yakni, Desa Birit di Kecamatan Wedi.
Desa Birit mencanangkan diri menjadi Desa Ramah Disabilitas berkat dampingan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Ada sekitar 30 disabilitas yang tergabung dalam Komunitas Satu Hati, mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Desa setempat.
Kepala Desa Birit Sukadi Danang Witono mengatakan, pencanangan Desa Ramah Disabilitas dilakukan, beberapa waktu. Hal itu lantaran mendapat pemdampingan dari Balai Kesehatan Masyarakat (Balkesmas) Wilayah Klaten Pemprov Jateng.
Baca juga: Tingkatkan Kontribusi Pramuka, Ganjar Ingin Lebih Banyak Praktik Baik Dilakukan
”Ceritanya di sini ada Komunitas Satu Hati yang menjadi wadah teman-teman disabilitas. Lalu, kami mendapat pendampingan dari Belkesmas. Selama satu tahun kemudian muncul gagasan launching Desa Ramah Disabilitas,” ujarnya, Rabu (31/8/2022).
Pencanangan Desa Ramah Disabilitas bukan hanya slogan belaka. Pemerintah Desa Birit juga memberikan kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada disabilitas.
”Komunitas Satu Hati ini sebenarnya sudah lama ada. Nah, ketika saya menjadi kepala desa saya tergugah untuk memikirkan ikut bergabung dengan teman disabilitas,” lanjutnya.
Tiap tahun, pihaknya menganggarkan Rp 15 juta untuk kegiatan para penyandang disabilitas. Dan, tahun ini anggaran naik menjadi Rp 20 juta per tahun.
”Kita anggarkan buat pelatihan-pelatihan, tapi sempat terhenti karena pandemi. Tahun ini kita anggarkan Rp 20 juta, dibuat peternakan ayam,” tuturnya.
Bukan hanya itu, Pemdes juga memberikan kemudahan bagi disabilitas. Seperti sarana dan prasarana termasuk poli kesehatan.
”Ada polindes bagi kaum difabel. Dan, kalau mengurus administrasi kami jemput bola, kami yang datang ke rumah biar mudah,” terangnya.
Pihaknya berharap, pencanangan Desa Ramah Disabilitas tersebut mampu menginspirasi daerah lain. ”Semoga ini bisa mengajak daerah lain untuk memperhatikan teman-teman disabilitas,” imbuhnya.
Sudarmono, anggota Komunitas Satu Hati mengaku menemukan semangat hidup setelah mengikuti komunitas tersebut. ”Saya menemukan semangat hidup setelah bertemu teman-teman di sini,” katanya.
Penulis: Dani Agus
Editor: Dani Agus