Jumat, 21 November 2025


MURIANEWS, Tegal – Motif atau alasan penembakan seorang penjual nasi goreng bernama Casbari (40) yang ditembak di bagian kepala oleh adik kandung atas perintah sang ayah Tarwad (55) mulai terkuak.

Aksi penembakan menggunakan senapan angin tersebut ternyata dilatarbelakangi oleh kekesalan sang ayah yang menilai korban sering membuat masalah.

Adik kandung korban sekaligus eksekutor penembakan Dirto mengaku sempat bimbang saat diperintah bapaknya untuk menembak sang kakak. Namun karena yang meminta bapaknya sendiri, dia pun akhirnya memberanikan diri menembak kakak kandungnya tersebut.

Baca: Didalangi Sang Ayah, Penjual Nasi Goreng di Tegal Ditembak Mati Adik Kandung

Menurut Dirto, Casbari kerap menyusahkan bapaknya. Hal itu terungkap dari pengakuan Tarwad yang sering berkeluh kesah atas kelakuan korban.

”Saya juga bingung, ini perintah dari orang tua. Saya tidak nurut gimana, nurut juga salah. Saya cuma bingung dan kasihan sama Bapak yang disakiti sama Mas Bari (Casbari). Bapak sering ngadu segala macam, saya tidak tega sama aduan Bapak,” katanya seperti dikutip detikJateng.

Dirto mengaku dia diberi uang sebesar Rp 6 juta oleh bapaknya untuk membeli senapan angin. Senapan yang akhirnya dibeli seharga Rp 2,5 juta di Pasar Wage Bumiayu Brebes itu yang kemudian dia pakai untuk menembak kakaknya sendiri.

Penembakan berlangsung di rumah korban di Desa Pedeslohor, Kecamatan Adiwerna. Usai ditembak, korban masih dalam kondisi sadar sempat berlari ke rumah tetangganya.

Baca: Lari ke Brebes, Terduga Penembak Penjual Nasi Goreng di Tegal Ditangkap di Masjid
Korban akhirnya dilarikan ke klinik lalu dirujuk ke RS. Namun nyawanya tak tertolong. Casbari meninggal dunia pada Rabu (31/8/2022) sekitar pukul 04.00 WIB.Alasan tersebut juga dibenarkan Tarwad, ayah korban sekaligus dalang penembakan. Menurutnya, semasa hidupnya anak sulungnya itu suka bikin masalah.”Jadi semasa hidupnya korban selalu membuat susah orang tua. Korban sering meminta uang secara paksa kepada orang tuanya. Bahkan korban pernah melakukan kekerasan secara fisik kepada ibunya, karena permintaannya tidak terpenuhi. Kejadian ini berulang kali dilakukan korban,” terangnya.Ia juga menceritakan, korban sempat menjual motor yang digunakan sehari-sehari oleh keluarga. Jumlahnya bahkan mencapai tiga sepeda motor. Sel”Pernah motor tiga dijual. Dan yang lain katanya hilang. Dimodali nasi goreng dua kali kandas, terus tidak dagang lagi, jadi saya kesel. Terus ketopraknya tiga juga tidak jalan. Sehari-harinya kalau misal tidak dikasih hancur isi rumah, ngamuk. Piring gelas termos dipecahin. Aku nangis, dalam hati menangis,” lanjutnya.Atas perbuatannya tersebut, keduanya telah ditetapkan sebagai tersangka. Kaduanya juga dujerat pasal 340 untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber: detikJateng

Baca Juga

Komentar

Terpopuler