– Sebanyak 19 warga Klaten meninggal dunia akibat terjangkit demam berdarah dengue (DBD). Belasan warga tersebut rata-rata masih anak-anak.
Kepala Dinkes Klaten Cahyono Widodo mengatakan rata-rata korban meninggal karena DBD ini memang masih anak-anak.
Dimungkinkan, kasus kematian akibat DBD tersebut terjadi lantaran keterlambatan penanganan karena tak segera diperiksakan ke petugas kesehatan atau pelayanan kesehatan.
”Jadi memang ada dugaan keterlambatan dibawa ke pelayanan kesehatan saat gejala DBD menyerang. Saat dibawa ke puskesmas ataupun rumah sakit kondisinya sudah fatal dan tak terselamatkan,” katanya seperti dikutip
Ia juga mengakui, beberapa waktu terakhir ada peningkatan kasus DBD di Klaten. Namun, dia menjelaskan peningkatan kasus tak terlalu signifikan.
”Kami memiliki grafik lima tahunan dan memang bulan-bulan seperti ini trennya meningkat. Perlu kewaspadaan bersama agar kasus DBD tidak terus meningkat,” kata Cahyono.
Karena itu, ia mengimbau kepada masyarakat tetap laksanakan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat). Khusus DBD lakukan 3M alias mengubur, menguras, dan menimbun.”Termasuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Ketika demam, segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan, seperti puskesmas atau rumah sakit,” tambahnya. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber: Solopos.com
[caption id="attachment_111638" align="alignleft" width="880"]

ILustrasi[/caption]
MURIANEWS, Klaten – Sebanyak 19 warga Klaten meninggal dunia akibat terjangkit demam berdarah dengue (DBD). Belasan warga tersebut rata-rata masih anak-anak.
Kepala Dinkes Klaten Cahyono Widodo mengatakan rata-rata korban meninggal karena DBD ini memang masih anak-anak.
Dimungkinkan, kasus kematian akibat DBD tersebut terjadi lantaran keterlambatan penanganan karena tak segera diperiksakan ke petugas kesehatan atau pelayanan kesehatan.
Baca: 8 Bulan, 28 Orang di Semarang Meninggal Gegara DBD
”Jadi memang ada dugaan keterlambatan dibawa ke pelayanan kesehatan saat gejala DBD menyerang. Saat dibawa ke puskesmas ataupun rumah sakit kondisinya sudah fatal dan tak terselamatkan,” katanya seperti dikutip
Solopos.com
Ia juga mengakui, beberapa waktu terakhir ada peningkatan kasus DBD di Klaten. Namun, dia menjelaskan peningkatan kasus tak terlalu signifikan.
”Kami memiliki grafik lima tahunan dan memang bulan-bulan seperti ini trennya meningkat. Perlu kewaspadaan bersama agar kasus DBD tidak terus meningkat,” kata Cahyono.
Baca: Ratusan Warga Demak Kena DBD, Satu Meninggal
Karena itu, ia mengimbau kepada masyarakat tetap laksanakan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat). Khusus DBD lakukan 3M alias mengubur, menguras, dan menimbun.
”Termasuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Ketika demam, segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan, seperti puskesmas atau rumah sakit,” tambahnya.
Penulis: Supriyadi
Editor: Supriyadi
Sumber: Solopos.com