Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Brebes – Ruas jalan Bumiayu-Sirampong di Dukuh Karanganyar, Desa Sridadi, Sirampong, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah kembali ambles sejak sepekan lalu.

Hal itu terjadi seiring dengan tingginya intensitas hujan yang mengguyur wilayah setempat. Selain itu, adanya tanah gerak memicu kerusakan jalan provinsi tersebut.

Petugas pemelihara jalan Bumiayu-Sirampog, Sueb mengatakan, berdasarkan pengamatan yang dilakukan di lapangan, ada beberapa titik jalan yang amblas. Paling parah, jalan amblas tersebut terjadi di sekitar tanjakan.

Padahal, perbaikan terhadap jalan yang menjadi jalur utama pendistribusian hasil pertanian wilayah Sirampog menuju luar wilayah itu, sebelumnya beberapakali telah dilakukan perbaikan.

”Sebelumnya sudah pernah putus, dan dilakukan perbaikan beberapa kali. Minggu lalu juga ambles dan dilakukan pengeprasan untuk melandaikan tanjakan,” katanya seperti dikutip radartegal.com, Kamis (6/10/2022).

Saat ini kondisi jalan juga memprihatinkan. Badan jalan terlihat patah dan amblas. Selain itu, talut penahan jalan yang berada di atas tebing Sungai Keruh Beket tersebut, juga terlihat patah.

”Kalay pemicunya terjadi pergerakan tanah, terlebih dengan kembali meningkanya intensitas hujan akhir-akhir ini,” terang Sueb.

Sementara itu, Wajri (50), seorang warga berharap, perbaikan di ruas jalan tersebut dapat segera dilakukan mengingat keberadaannya sangat vital bagi sarana transportasi warga masyarakat.
”Kecamatan Sirampog merupakan sentra daerah penghasil sayuran, dimana untuk pendistribusiannya sangat mengandalkan keberadaan jalan ini. Jika tidak mendapat penanganan, kami khawatir pendistribusian potensi daerah yang dimiliki ini akan terhambat akibat keruskan jalan,” ungkapnya.Terpisah , Satgas PB BPBD Brebes Pos Aju Bumiayu, Budi Sujatmiko menyampaikan, amblasnya badan jalan diakibatkan konstruksi tanah yang sangat labil.Di mana terjadi pergerakan pada lapisan bawah tanah yang mengarah ke Sungai Keruh Beket, di sisi selatan.”Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tim Geologi Bandung dan ESDM beberapa waktu lalu, lokasi tersebut tidak layak sebagai wilayah hunian maupun sarana jalan. Kondisi tersebut karena pada titik yang sama, juga merupakan mahkota longsor dari pergerakan tanah,” terangnya.Selama musim hujan ini, tambahnya, pergerakan tanah di lokasi tersebut masih terjadi. Hal itu di tunjukan dengan semakin dalamnya cekungan pada bagian jalan, hingga menyulitkan pengendara yang melintas. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber: radartegal.com

Baca Juga

Komentar

Terpopuler