Situs Candi Bata Tertua Jawa Tengah Ditemukan di Batang, Diperkirakan dari Abad Ke-7 pada Masa Kalingga
Murianews
Minggu, 30 Oktober 2022 13:06:21
MURIANEWS, Batang – Tim Arkeologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memaparkan penemuan situs candi yang kemungkinan sudah ada abad ke-7 pada masa Kalingga.
Arkeolog yang menemukan bernama Veronique de Groot berasal dari warga Negara Prancis. Candi itu ditemukan di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, tepatnya di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing.
Atas temuan tersebut, pihak BRIN bersama Veronique de Groot memaparkan dihadapan Penjabat (Pj) Bupati Batang Lani Dwi Rejeki di Ruang Abirawa Bupati, Kabupaten Batang, Jumat (28/10/2022).
Baca juga: Candi Gentong di Mojokerto, Salah Satu Sisa Peninggalan Kerajaan MajapahitPj Bupati Batang Lani Dwi Rejeki mengatakan, pertama kali diketahui ada
Candi Bata ketika PT Perkebunan Nusantara 9 melakukan pembersihan lahan perkebunan untuk KIT Batang. Setelah diratakan baru ditemukan situs baru berupa candi bata.
Dijelaskannya, berdasarkan paparan yang disampaikan oleh BRIN, situs candi bata merupakan peninggalan dari sebelum kerajaan Mataram kuno yang bisa menjadi situs sejarah tertua di Jawa Tengah.
”Dari temuan ini kita akan berkomunikasi dengan instansi terkait dan KIT Batang untuk melakukan tindak lanjutnya,” terangnya, dikutip dari laman batangkab.go.id, Minggu (30/10/2022).
Sementara itu, Ketua Tim Arkeologi BRIN Agusti Janto Indrajaya menungkapkan, penemuan situs Candi Bata merupakan surprise bagi masyarakat Indonesia. ”Karena ternyata Candi Bata yang di sana dibangun sebelum Mataram kuno pada abad Ke-7. Jadi bisa dibilang yang tertua di Jawa Tengah,” ungkapnya.Candi Bata itu, lanjut dia, ditemukan tahun 2019 dan hingga sekarang belum semuanya terlihat dan baru seperempat yang dibuka. ”Perkiraan kita, Candi Bata berukuran 16x16 meter dengan satu pintu masuk,” jelasnya.Ia menyebutkan indikasi dari temuan situs tersebut pada saat tanaman di lahan dicabut ada sisa runtuhan bata. ”Itu menjadi indikasi awal kita untuk menggali. Candinya tidak terlalu dalam dan tidak ada satu meter,” katanya.Dari temuan itu, Arkeolog BRIN akan melakukan pemetaan untuk menggali dan mencari situs penyerta lainya. ”Pemetaan dan menggali situs penyerta membutuhkan penelitian lebih lanjut lagi,” ujar dia. Penulis: Dani AgusEditor: Dani AgusSumber: batangkab.go.id
[caption id="attachment_328843" align="alignleft" width="1890"]

Foto-foto candi bata yang ditemukan di kawasan Industri Terpadu Batang, di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing. (batangkab.go.id)[/caption]
MURIANEWS, Batang – Tim Arkeologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memaparkan penemuan situs candi yang kemungkinan sudah ada abad ke-7 pada masa Kalingga.
Arkeolog yang menemukan bernama Veronique de Groot berasal dari warga Negara Prancis. Candi itu ditemukan di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, tepatnya di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing.
Atas temuan tersebut, pihak BRIN bersama Veronique de Groot memaparkan dihadapan Penjabat (Pj) Bupati Batang Lani Dwi Rejeki di Ruang Abirawa Bupati, Kabupaten Batang, Jumat (28/10/2022).
Baca juga: Candi Gentong di Mojokerto, Salah Satu Sisa Peninggalan Kerajaan Majapahit
Pj Bupati Batang Lani Dwi Rejeki mengatakan, pertama kali diketahui ada
Candi Bata ketika PT Perkebunan Nusantara 9 melakukan pembersihan lahan perkebunan untuk KIT Batang. Setelah diratakan baru ditemukan situs baru berupa candi bata.
Dijelaskannya, berdasarkan paparan yang disampaikan oleh BRIN, situs candi bata merupakan peninggalan dari sebelum kerajaan Mataram kuno yang bisa menjadi situs sejarah tertua di Jawa Tengah.
”Dari temuan ini kita akan berkomunikasi dengan instansi terkait dan KIT Batang untuk melakukan tindak lanjutnya,” terangnya, dikutip dari laman batangkab.go.id, Minggu (30/10/2022).
Sementara itu, Ketua Tim Arkeologi BRIN Agusti Janto Indrajaya menungkapkan, penemuan situs Candi Bata merupakan surprise bagi masyarakat Indonesia. ”Karena ternyata Candi Bata yang di sana dibangun sebelum Mataram kuno pada abad Ke-7. Jadi bisa dibilang yang tertua di Jawa Tengah,” ungkapnya.
Candi Bata itu, lanjut dia, ditemukan tahun 2019 dan hingga sekarang belum semuanya terlihat dan baru seperempat yang dibuka. ”Perkiraan kita, Candi Bata berukuran 16x16 meter dengan satu pintu masuk,” jelasnya.
Ia menyebutkan indikasi dari temuan situs tersebut pada saat tanaman di lahan dicabut ada sisa runtuhan bata. ”Itu menjadi indikasi awal kita untuk menggali. Candinya tidak terlalu dalam dan tidak ada satu meter,” katanya.
Dari temuan itu, Arkeolog BRIN akan melakukan pemetaan untuk menggali dan mencari situs penyerta lainya. ”Pemetaan dan menggali situs penyerta membutuhkan penelitian lebih lanjut lagi,” ujar dia.
Penulis: Dani Agus
Editor: Dani Agus
Sumber: batangkab.go.id