Rabu, 19 November 2025


Salah seorang wali murid kelas VIII yang tidak mau disebut namanya mengatakan, jumlah biaya kesiswaan dan pembelian buku mandiri tersebut mencapai Rp 675 ribu.

Perinciannya Rp 300 ribu untuk kegiatan kesiswaan dan Rp 375 untuk pembelian buku mandiri melalui koperasi sekolah.

”Yang kami tangkap memang saya harus membayar biaya daftar ulang sebesar Rp 675 ribu. Pada saat disampaikan seperti itu, biayanya segitu yang meski dibayarkan,” katanya seperti dikutip Detik.com, Kamis (26/1/2023).

Baca: Dijerat Pasal Berlapis, Pembunuh Siswi SMP di Sukoharjo Terancam Hukuman Mati

Saat ini banyak wali murid yang mempertanyakan pembelian buku mandiri ini. Pasalnya, siswa sudah mendapat jatah buku pokok secara gratis.

Selain itu, di beberapa sekolah lain yang tidak membebani orang tua siswa untuk membeli buku mandiri, cukup menggunakan buku pokok.

”Sekolah-sekolah lain kok tidak dibebani pembelian buku, cukup pakai buku paket yang dibagikan ke siswa,” ungkapnya.

Keluhan sama juga disampaikan wali murid lain. Menurutnya, tidak masalah jika dibebani biaya daftar ulang untuk kesiswaan Rp 300 ribu. Karena, memang untuk kegiatan dan keperluan siswa.

api jika pembelian buku dijadikan satu dengan biaya daftar ulang, wali murid ini tegas mengaku keberatan. Apalagi, jumlanya lebih banyak dari biaya kesiswaan yakni Rp 375 ribu.

”Saat ajaran baru banyak yang harus dikeluarkan untuk sekolah. Saya minta jangan dimanfaatkan untuk memasarkan buku, karena sudah ada dari sekolah. Apalagi jumlahnya lumayan memberatkan bagi saya. Kalau hanya Rp 300 ribu untuk kegiatan anak sekolah, tidak masalah,” jelasnya.

Terpisah, Kepala SMPN 1 Bumiayu Ina Purnamasari menjelaskan apa yang dilakukan sekolah itu merupakan teknik agar siswa memiliki buku mandiri. Ia mengakui, momen daftar ulang adalah saat yang tepat dan efektif agar orang tua siswa membayar biaya sesuai ketentuan sekolah.
Baca: Ini Motif Siswi SMP Dihabisi Teman Kencan di SukoharjoKarena itulah, pihaknya memutuskan agar pembelian buku disatukan dengan pembayaran daftar ulang.”Kalau daftar ulang itu memang bayarnya Rp 300 ribu, dan pembelian buku Rp 375 ribu. Jadi totalnya Rp 675 ribu, itu satu kuitansi. Di kuitansi itu juga ada keterangannya. Itu teknik sekolah supaya anak bisa memiliki buku mandiri untuk referensi belajar siswa,” terangnya.Meski demikian, Ina membantah adanya unsur pemaksaan. Karena pada kenyataannya, banyak siswa siswinya yang tidak membeli buku itu.”Kami juga ada datanya siswa yang membeli dan tidak membeli. Bahkan yang membeli tapi belum bayar juga ada. Yang membeli baru sekitar 60 persen dari siswa,” ungkapnya.Ia pun merinci, buku seharga Rp 375 ribu itu terdiri empat eksemplar buku mata pelajaran yang akan diujikan. Masing-masing buku mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan buku IPA. Buku tersebut berbeda dengan buku pokok yang dibeli menggunakan dana BOS.Sehingga menurutnya, SMP Negeri 1 Bumiayu butuh buku referensi karena merupakan sekolah unggul di bidang akademik.”Kalau buku dari BOS itu buku pokok, tapi sekolah kita kan butuh buku referensi karena kita sekolah yang unggul di bidang akademik,” pungkasnya. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber: Detik.com

Baca Juga

Komentar

Terpopuler