Bacok Orang di Batang, 5 Anggota Geng Motor Asal Pekalongan Jadi Tersangka

Murianews, Batang – Polres Batang menetapkan lima orang anggota geng motor asal Kota Pekalongan bernama Pusat Stres sebagai tersangka usai membacok seorang pengendara di Batang, Jawa Tengah, Minggu (19/2/2023) pukul 01.00 WIB. Dari lima orang tersebut, empat di antaranya masih di bawah umur. Wakapolres Batang Kompol Raharja mengatakan, aksi pembacokan itu terjadi di Jalan Mayjen Sutoyo Batang. Tepatnya di Desa Denasri Wetan, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang. Saat kejadian para pelaku ini mengira korban bernama Lukman Hasan (33) anggota geng lawan yang tengah dicari untuk tawuran. ”Tujuan awal pelaku adalah tawuran dengan salah satu geng bernama Antares dari Batang. Nah, pelaku mengira korban adalah bagian dari lawan atau dari geng Antares,” katanya seperti dikutip Solopos.com, Selasa (21/2/2023). Baca: 20 Warga Batang Terpapar Terorisme, 4 di Antaranya Meninggal saat Ditangkap Kasatreskrim Polres Batang AKP Andi Fajar, mengatakan terdapat lima orang yang dijadikan tersangka dalam kasus pembacokan tersebut. Empat di antaranya masih di bawah umur. Sementara total saksi yang diperiksa mencapai 13 orang. ”Selain itu, ada dua pelaku lainnya masuk daftar pencarian orang (DPO), yaitu AN alias Gandrung (20) dan seseorang dari Magelang yang belum diketahui identitasnya,” terangnya. Sementara korban pembacokan, yakni Lukman Hasan alias Lambe, warga Dukuh Jlumprit, Kelurahan Degayu, Kecamatan Pekalongan timur, Kota Pekalongan. Barang bukti yang disita antara lain celurit, sepeda motor, pakaian korban, dan ponsel. Tersangka Pontang mengaku berposisi sebagai admin dalam geng Pusat Stres yang memiliki anggota sekitar 30 orang. Ketua geng bernama Diki, merupakan pihak yang menantang Antares untuk tawuran melalui anggotanya yang bernama Fadil. Saat kejadian pembacokan, ia juga turut dalam rombongan. Tapi, pengakuannya tidak ikut membacok. “Anak Magelang ngebon anak Pekalongan untuk tawuran dengan Antares. Lalu janjian tawuran di alun-alun. Janjian lewat TikTok,” kata AKP Andi Fajar. Tersangka mengaku tidak dibayar untuk tawuran dengan geng Antares asal Batang. Bagi mereka, aksi tawuran itu hanya untuk senang-senang. Pasal yang disangkakan untuk para pelaku, yaitu Pasal 170 ayat 2 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Pengeroyokan. Ancaman hukumannya mencapai tujuh tahun penjara.   Penulis: Supriyadi Editor: Supriyadi Sumber: Solopos.com