Kamis, 20 November 2025


MURIANEWS, Kudus – Melakukan usaha atau bisnis apapun selalu memunculkan persaingan. Tak hanya pada bisnis konfensional, bisnis atau usaha yang dijalankan secara digital juga mengalami nasib yang sama.

Tiga narasumber dalam kegiatan Jateng Digital Conference (JDC) 2021 yakni Deputy Director of Ecommerce PT Victoria Care, William Budiarsa, Direktur Pemasaran Kapten Semar, D Kristoko Tri Pancoro, dan Director PT Arga Bioteknologi Indonesia (ALBITEK), Falasifah memberikan strategi untuk menghadapinya.

Hal ini dikupas oleh tiga narasumber saat segmen kedua kegiatan yang diselenggarakan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) itu. Dari beberapa pertanyaan yang datang saat sesi tanya jawab, para penanya meminta saran dan strateginya dalam menghadapi persaingan usaha di era digital.

Salah seorang peserta yang bertanya bernama Florensia asal Semarang. Dia bertanya perihal  memasarkan produk kepada William Budiarsa.

“Bagaimana cara memasarkan produk mengingat saat ini semakin banyak brand luar yang masuk ke Indonesia. Dan masyarakat juga lebih memilih produk luar,” tanyanya.

Pertanyaan itu dijawab oleh William. Menurutnya perlu ada study case. Selain itu harus berinovasi.

“Perlu adanya study case dan inovasi. Jangan hanya melakukan promosi saja tetapi perlu melihat keinginan dari konsumen. Selain itu inovasi produk baru harus terus dilakukan,” katanya, Rabu (29/9/2021).

Pertanyaan juga datang dari peserta lain. Penanya tersebut bertanya soal persaingan penjualan produk di tengah semakin banyaknya produsen. Pertanyaan tersebut ditujukan kepada Falasifah.Director PT Arga Bioteknologi Indonesia (ALBITEK) itu langsung memberikan jawaban. Dia berpendapat perlu adanya inovasi.“Harus melihat apa yang sedang diminati. Seperti saat ini masyarakat kan lagi suka healthy food. Ke depan saya akan mengembangkan inovasi itu dari Spirulina,” katanya, Rabu (29/9/2021).Sementara itu, manfaat digitalisasi juga dirasakan oleh Direktur Pemasaran Kapten Semar, D Kristoko Tri Pancoro. Menurutnya, sebelum adanya pandemi pihaknya hanya mendapatkan order lima aplikasi saja dalam setahun.“Tetapi saat adanya pandemi kami mendapatkan pesanan sampai belasan aplikasi. Pesanan aplikasi itu melibatkan beberapa programmar kami yang ada di seluruh nusantara seperti Batam, Cirebon, Purwokerto, dan Malang,” pungkasnya. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler