Head of Corporate Affairs Indonesia Regions Gojek Arum Prasodjo mengungkapkan, ada 13,7 juta pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia sudah tergabung dalam ekosistem teknologi digital. Jumlah tersebut terhitung hingga Mei 2021.
"Sudah ada kesadaran mereka agar turut berbisnis dengan cara digital, untuk membuat mereka survive dan berkesinambungan dalam usaha atau bisnis yang dilakukan," katanya dalam Webinar Jateng Digital Conference (JDC) 2021 dengan tema digitalisasi di era pandemi yang digelar AMSI Jateng, Rabu (29/9/2021).
Hanya saja, jumlah pelaku UMKM yang telah masuk ranah digital itu terbilang baru sedikit. Sebab, jumlah tersebut baru menyentuh angka 21 persen dari jumlah pelaku UMKM secara keseluruhan yang ada di Indonesia, yakni 65 juta.
"Jumlah itu baru mencapai 21 persen. Targetnya itu sekitar 30 juta UMKM masuk ke teknologi digital," ujarnya.
Sehingga, sambung dia, perlu adanya dorongan untuk pelaku UMKM untuk berpindah atau berkolaborasi dengan gaya bisnis yang berbasis teknologi digital. Sebab, hal tersebut bisa menjadi solusi untuk bertahan dimasa pandemi hingga era modernisasi zaman."Memang dibutuhkan teknologi digital untuk mendukung UMKM melalui platform seperti GO-PAY, Moka, atau yang lain. Memudahkan pelaku UMKM untuk berjualan dan memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi ataupun pembayaran," ungkapnya.Menurutnya, setelah beralih atau berkolaborasi dengan teknologi digital, para pelaku UMKM nantinya bukan hanya bergantung pada kunjungan langsung semata (offline). Melainkan, juga melalui transaksi online yang tidak terbatas jarak dan waktu."Tentunya tidak terbatas hanya di kota pelaku UMKM berada, tapi bisa meluas di kota-kota lain. Transaksi yang efektif juga bisa terjadi dimana setiap tahunya akan meningkat. Misal di midtrans peningkatan transaksi terjadi 75 persen selama tahun 2020," pungkasnya.Reporter : Yuda Auliya RahmanEditor: Budi erje
[caption id="attachment_242914" align="aligncenter" width="1921"]

Baru 13,7 juta UMKM di Indonesia yang sudah memanfaatkan ranah digital. Head of Corporate Affairs Indonesia Regions Gojek Arum Prasodjo mengungkap hal ini. (MURIANEWS/Yuda Aulia Rahman)[/caption]
MURIANEWS, Solo - Head of Corporate Affairs Indonesia Regions Gojek Arum Prasodjo mengungkapkan, ada 13,7 juta pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia sudah tergabung dalam ekosistem teknologi digital. Jumlah tersebut terhitung hingga Mei 2021.
"Sudah ada kesadaran mereka agar turut berbisnis dengan cara digital, untuk membuat mereka survive dan berkesinambungan dalam usaha atau bisnis yang dilakukan," katanya dalam Webinar Jateng Digital Conference (JDC) 2021 dengan tema digitalisasi di era pandemi yang digelar AMSI Jateng, Rabu (29/9/2021).
1.300 Toko Retail Tutup Selama Pandemi
Hanya saja, jumlah pelaku UMKM yang telah masuk ranah digital itu terbilang baru sedikit. Sebab, jumlah tersebut baru menyentuh angka 21 persen dari jumlah pelaku UMKM secara keseluruhan yang ada di Indonesia, yakni 65 juta.
"Jumlah itu baru mencapai 21 persen. Targetnya itu sekitar 30 juta UMKM masuk ke teknologi digital," ujarnya.
Sehingga, sambung dia, perlu adanya dorongan untuk pelaku UMKM untuk berpindah atau berkolaborasi dengan gaya bisnis yang berbasis teknologi digital. Sebab, hal tersebut bisa menjadi solusi untuk bertahan dimasa pandemi hingga era modernisasi zaman.
"Memang dibutuhkan teknologi digital untuk mendukung UMKM melalui platform seperti GO-PAY, Moka, atau yang lain. Memudahkan pelaku UMKM untuk berjualan dan memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi ataupun pembayaran," ungkapnya.
Menurutnya, setelah beralih atau berkolaborasi dengan teknologi digital, para pelaku UMKM nantinya bukan hanya bergantung pada kunjungan langsung semata (offline). Melainkan, juga melalui transaksi online yang tidak terbatas jarak dan waktu.
"Tentunya tidak terbatas hanya di kota pelaku UMKM berada, tapi bisa meluas di kota-kota lain. Transaksi yang efektif juga bisa terjadi dimana setiap tahunya akan meningkat. Misal di midtrans peningkatan transaksi terjadi 75 persen selama tahun 2020," pungkasnya.
Reporter : Yuda Auliya Rahman
Editor: Budi erje