Enam Kecamatan Krisis Air Bersih, Boyolali Tetapkan Siaga Darurat Kekeringan
Murianews
Selasa, 30 Agustus 2022 19:52:42
MURIANEWS, Boyolali – Sebanyak enam kecamatan di Boyolali, Jawa Tengah mengalami kekeringan saat ini. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali lantas menetapkan siaga darurat kekeringan selama tiga bulan ke depan, dimulai pada 1 Agustus – 31 Oktober 2022.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali Widodo Munir mengungkapkan, ada enam kecamatan yang masuk dalam peta
daerah kekeringan. Siaga darurat kekeringan itu meliputi Kecamatan Juwangi, Kemusu, Wonosegoro, Wonosamodro, Musuk, dan Tamansari.
Menurut Widodo, dalam beberapa pekan ini sebenarnya masih ada hujan. Namun fakta di lapangan, sudah ada beberapa daerah yang mengalami kekeringan.
Baca juga: Tujuh Kecamatan di Boyolali Ini Rawan Kekeringan saat Kemarau, Ini DaftarnyaIa mengungkapkan daerah-daerah yang mengalami kekeringan tersebut sudah meminta bantuan air bersih kepada bupati melalui BPBD Boyolali. Seperti di Desa Kendel, Kecamatan Kemusu dan Desa Bengle, Kecamatan Wonosamodro.
Widodo mengatakan, bencana tidak hanya dibatasi wilayah administratif. Namun, enam kecamatan tersebut adalah peta yang telah disiapkan. Jika ada daerah lain yang faktaranya mengalami bencana kekeringan air bersih, maka BPBD Boyolali tetap akan siap membantu.
”Dalam menghadapi bencana kekeringan ini, kami sudah bekerja sama dan berkoordinasi dengan PMI, BUMD yang memiliki CSR. Kemudian, Kominfo, bersama dengan camat di enam wilayah sudah kami koordinasikan untuk menyampaikan jika terjadi kekeringan di daerahnya,” terang dia, dikutip dari Solopos.com, Selasa (30/8/2022).
Widodo juga menjelaskan, prinsip pelayanan untuk bencana kekeringan juga sederhana. Masyarakat dapat melaporkan daerah kekeringan via WhatsApp, telepon, atau surat yang langsung disampaikan melalui Pusdalops BPBD Boyolali.Kemudian, dari Pusdalops BPBD Boyolali akan melakukan verifikasi laporan kepada lurah atau kepala desa tentang kebenaran informasi laporan.”Baru nanti ditindaklanjuti surat atau laporan dari kepala desa sebagai bentuk formal agar apa yang dilakukan BPBD dalam nanti droping air bisa dipertanggungjawabkan,” terang dia. Penulis: Dani AgusEditor: Dani AgusSumber: solopos.com
[caption id="attachment_312339" align="alignleft" width="1890"]

Foto : Kendaraan tangki milik BPBD Boyolali pengangkut air bersih diberangkatkan menuju daerah sasaran (Murianews/Dok. Pemkab Boyolali)[/caption]
MURIANEWS, Boyolali – Sebanyak enam kecamatan di Boyolali, Jawa Tengah mengalami kekeringan saat ini. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali lantas menetapkan siaga darurat kekeringan selama tiga bulan ke depan, dimulai pada 1 Agustus – 31 Oktober 2022.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali Widodo Munir mengungkapkan, ada enam kecamatan yang masuk dalam peta
daerah kekeringan. Siaga darurat kekeringan itu meliputi Kecamatan Juwangi, Kemusu, Wonosegoro, Wonosamodro, Musuk, dan Tamansari.
Menurut Widodo, dalam beberapa pekan ini sebenarnya masih ada hujan. Namun fakta di lapangan, sudah ada beberapa daerah yang mengalami kekeringan.
Baca juga: Tujuh Kecamatan di Boyolali Ini Rawan Kekeringan saat Kemarau, Ini Daftarnya
Ia mengungkapkan daerah-daerah yang mengalami kekeringan tersebut sudah meminta bantuan air bersih kepada bupati melalui BPBD Boyolali. Seperti di Desa Kendel, Kecamatan Kemusu dan Desa Bengle, Kecamatan Wonosamodro.
Widodo mengatakan, bencana tidak hanya dibatasi wilayah administratif. Namun, enam kecamatan tersebut adalah peta yang telah disiapkan. Jika ada daerah lain yang faktaranya mengalami bencana kekeringan air bersih, maka BPBD Boyolali tetap akan siap membantu.
”Dalam menghadapi bencana kekeringan ini, kami sudah bekerja sama dan berkoordinasi dengan PMI, BUMD yang memiliki CSR. Kemudian, Kominfo, bersama dengan camat di enam wilayah sudah kami koordinasikan untuk menyampaikan jika terjadi kekeringan di daerahnya,” terang dia, dikutip dari Solopos.com, Selasa (30/8/2022).
Widodo juga menjelaskan, prinsip pelayanan untuk bencana kekeringan juga sederhana. Masyarakat dapat melaporkan daerah kekeringan via WhatsApp, telepon, atau surat yang langsung disampaikan melalui Pusdalops BPBD Boyolali.
Kemudian, dari Pusdalops BPBD Boyolali akan melakukan verifikasi laporan kepada lurah atau kepala desa tentang kebenaran informasi laporan.
”Baru nanti ditindaklanjuti surat atau laporan dari kepala desa sebagai bentuk formal agar apa yang dilakukan BPBD dalam nanti droping air bisa dipertanggungjawabkan,” terang dia.
Penulis: Dani Agus
Editor: Dani Agus
Sumber: solopos.com