Sebelum melapor, korban telah lebih dulu divisum di RSUD Kalisari Batang didampingi orangtua dan salah satu Lembaga Suadaya Masyarakat di Kabupaten Batang.
Kasatreskrim Polres Batang AKP Andi Fajar mengakui sudah menerima laporan tersebut. Laporan itu masuk Minggu (26/3/2023) malam. Begitu masuk, korban diperiksa oleh petugas UPPA hingga sampai Senin dini hari (27/3/2023).
”Dugaan perbuatan perkosaan, korban ada pendamping kuasa hukumnya yang mendampingi untuk mengajukan aduan, kami selidiki dulu,” katanya seperti dikutip
, Senin (27/3/2023).
Sementara itu, TH selaku ayah korban, mengakui bahwa dirinya justru baru mengetahui peristiwa yang telah dialami anak gadisnya pada Minggu Malam (26/3/2023).
Dia mengaku kaget dengan peristiwa tersebut dan langsung berkoordinasi dengan LSM Trinusa untuk melakukan pendampingan dan pengawalan kasus ini.”Saya tahunya baru Minggu malam (26/3/2023). Sebagai orang tua saya stres karena sebelumnya tidak ada curiga, tahunya ya anak saya itu sekolah biasa, normal,” ungkapnya.Ia pun mengakui, saat peristiwa tersebut terjadi, anaknya telat pulang karena ada pelajaran tambahan. Hanya saja, ia tak menyangka anak gadisnya menjadi korban pemerkosaan oknum guru.”Jadi tahunya ya sekolah seperti bisa, ada jam belajar tambahan kan kelas tiga, tahunya ada tambahan belajar. Saat pulang, tidak ada keluhan sama sekali, karena anak saya ini tidak berani cerita ke saya,” tandasnya.
Murianews, Batang – Seorang siswi Madrasah Aliyah (MA) di Batang diduga diperkosa gurunya sendiri di dalam kelas saat jam tambahan. Saat ini, aksi tersebut sudah dilaporkan ke pihak kepolisian.
Sebelum melapor, korban telah lebih dulu divisum di RSUD Kalisari Batang didampingi orangtua dan salah satu Lembaga Suadaya Masyarakat di Kabupaten Batang.
Kasatreskrim Polres Batang AKP Andi Fajar mengakui sudah menerima laporan tersebut. Laporan itu masuk Minggu (26/3/2023) malam. Begitu masuk, korban diperiksa oleh petugas UPPA hingga sampai Senin dini hari (27/3/2023).
”Dugaan perbuatan perkosaan, korban ada pendamping kuasa hukumnya yang mendampingi untuk mengajukan aduan, kami selidiki dulu,” katanya seperti dikutip
Detik.com, Senin (27/3/2023).
Sementara itu, TH selaku ayah korban, mengakui bahwa dirinya justru baru mengetahui peristiwa yang telah dialami anak gadisnya pada Minggu Malam (26/3/2023).
Baca: Gadis di Brebes Diperkosa 6 Pemuda Berakhir Damai, Polisi Turun Tangan
Dia mengaku kaget dengan peristiwa tersebut dan langsung berkoordinasi dengan LSM Trinusa untuk melakukan pendampingan dan pengawalan kasus ini.
”Saya tahunya baru Minggu malam (26/3/2023). Sebagai orang tua saya stres karena sebelumnya tidak ada curiga, tahunya ya anak saya itu sekolah biasa, normal,” ungkapnya.
Ia pun mengakui, saat peristiwa tersebut terjadi, anaknya telat pulang karena ada pelajaran tambahan. Hanya saja, ia tak menyangka anak gadisnya menjadi korban pemerkosaan oknum guru.
”Jadi tahunya ya sekolah seperti bisa, ada jam belajar tambahan kan kelas tiga, tahunya ada tambahan belajar. Saat pulang, tidak ada keluhan sama sekali, karena anak saya ini tidak berani cerita ke saya,” tandasnya.